Industry Updates

TPA Ghazipur India Mengancam Kesehatan Warga Sekitar

Permasalahan tempat pembuangan sampah menjadi isu banyak negara salah satunya India. Di India, terdapat sebuah TPA bernama Ghazipur Landfill atau TPA Ghazipur yang terletak di kawasan Delhi Timur yang kondisinya kian memprihatinkan. Pada 28 Maret 2022 lalu, bahkan sempat terjadi kebakaran hebat di ‘gunung sampah’ ini. Penyebabnya mirip dengan kejadian di Leuwigajah, yakni sampah organik dan anorganik yang bercampur, sehingga menimbulkan ledakan dan memicu kebakaran.

tpa ghazipur
TPA Ghazipur di India (Sumber: Livemint)

Kondisi Sampah di TPA Ghazipur

Melansir dari laman Indian Express, TPA Ghazipur yang dibangun pada 1984 sudah mulai menunjukkan kondisi kelebihan kapasitas sejak 2002 hingga sekarang. Pada 2017, tempat penampungan sampah itu bahkan sempat runtuh dan menyebabkan dua korban tewas. Pada 2019, ketinggian TPA tersebut sudah melewati 65 meter atau setara 213 kaki. Tinggi ini hanya selisih 10 meter dari bangunan ikonik India, Taj Mahal yang memiliki tinggi 73 meter.

Diperkirakan, jika jumlah sampah yang masuk ke Ghazipur masih sama, di tahun 2023, ketinggian TPA ini akan setara dengan Taj Mahal. Bahkan, luas TPA ini sudah melampaui luas Taj Mahal. Kini, TPA Ghazipur memiliki luas 70 hektar, hampir dua kali lipat luas Taj Mahal terbentang di area 42 meter.

Masalah Sampah di TPA Ghazipur yang Makin Menggunung

Meski kerap terjadi bencana akibat sampah, permasalahan sampah di Ghazipur ini masih terus menjadi PR besar pemerintah India. Ghazipur adalah satu dari tiga tempat pembuangan sampah di Kota Delhi yang menjadi tempat pembuangan utama (lainnya, Okhla dan Bhalswa). Dalam sehari, Ghazipur menerima hampir 3.000 metrik ton sampah yang datang dengan menggunakan sekitar 700 truk.

tpa ghazipur
TPA Ghazipur dikabarkan akan melebih tinggi dan luas Taj Mahal (Sumber: EJatlas)

Sejak mengalami overload, gunung sampah ini bertambah tinggi 10 cm setiap tahunnya. Melansir dari laman Feminism India, privatisasi pengumpulan sampah oleh perusahaan dan konflik politik antara dua partai menjadi faktor yang menyebabkan permasalahan di tempat pembuangan sampah ini makin pelik. Melihat kondisi Ghazipur yang makin meresahkan,

Di sisi lain, upaya membahas soluasi dari permasalahan di TPA Ghazipur ini sudah dilakukan, di antaranya pada pertemuan Komite Lingkungan Majelis Delhi, Desember 2020 lalu. Dari hasil pertemuan dijelaskan ada wacana pengurangan sampah di Ghazipur dengan target 75% sampah diproses pada Maret 2024. Dan upaya itu terus dilakukan, meski kebakaran masih mengancam. Setelah kejadian kebakaran April lalu, pemerintah membentuk komite dengan tugas menyelidiki penyebab dan menyarankan solusi untuk mencegah kejadian serupa berulang.

Dampak TPA Ghazipur bagi Warga Sekitar

Meski upaya penyelesaian masalah di TPA Ghazipur terus digencarkan, kebakaran masih sering terjadi. Melansir dari laman Hindustan Times, hingga pertengahan 2022 sudah terjadi tiga kali kebakaran di tempat penampungan sampah Ghazipur. Dampaknya, udara di Delhi menjadi buruk. Kualitas udara di Delhi menurut AQI (Air Quality Indeks) turun menjadi kategori buruk dan sangat buruk pasca kebakaran 28 Maret lalu.

Kualitas udara ini terkontaminasi Nitrogen Dioksida (NO2) dan Particulate Matter (PM) 2,5. Tingkat Karbon Monoksida (CO) juga sangat tinggi melebihi standar. Kondisi terparah ada di sekitar TKP yakni Anand Vihar, Dilshad Garden dan Patparganj di Delhi, di Indirapuram dan Vasundhara di sisi Ghaziabad dan di Sektor 62 dan Sektor 1 di Gautambudh Nagar (Noida).

tpa ghazipur
kondisi TPA Ghazipur (Sumber: Scroll.in)

Tidak hanya menyebabkan bencana kebakaran saja, kondisi tempat penampungan yang semrawut juga membuat masyarakat sekitar kawasan terpaksa harus hidup berdampingan dengan asap-asap beracun akibat kebakaran dan berbagai masalah kesehatan yang mengancam dalam jangka panjang. Melansir dari laman Daily O India, sampah yang terbakar akan melepaskan gas metana yang berbahaya bagi pernapasan manusia dan makhluk hidup lainnya. Menimbulkan masalah kesehatan seperti asma dan sesak napas, bahkan sebagian besar anak-anak yang tinggal di sekitar Ghazipur mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Kondisi tempat pembuangan sampah Ghazipur juga menyebabkan air tanah di kawasan itu terkontaminasi. Tumpukan sampah yang bercampur menjadi ‘tambang’ metana menyimpan banyak petaka. Tidak hanya memicu ledakan secara tiba-tiba, metana dan senyawa kimia yang terkandung dalam tumpukan sampah di Ghazipur juga memicu pembentukan air lindi (leachate). Zat ini dapat menyerap ke tanah dan mencemari air.

Dampaknya, air tanah jadi tercemar dan tidak layak minum. Hingga akhirnya, yang menjadi korban adalah masyarakat yang tinggal di sekitar TPA. Jika dipaksakan mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi lindi ini, dapat menyebabkan penyakit serius, seperti kolera, polio, tipus dan lain sebagainya.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami