Industry Updates

4 Cara Efektif Mengelola Sampah Organik

Sampah organik disebut menjadi salah satu jenis sampah yang turut berkontribusi pada pencemaran lingkungan. Pada tahun 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa komposisi sampah didominasi oleh sampah organik yaitu sekitar 60% dari total sampah yang dihasilkan.

Sampah organik yang berakhir di TPA dapat merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan. (Source: Jenna Z from Sprouting Free)

Angka tersebut tentu bukanlah jumlah yang sedikit. Namun kita bisa mengatasinya salah satunya dengan mengelola sampah organik secara benar dan bertanggung jawab.

Sampah Rumah Tangga Mendominasi Komposisi Jumlah Sampah

Jika kita melihat tumpukan sampah baik organik maupun anorganik yang ada di pasar, ternyata pasar bukanlah sumber pertama yang mendominasi komposisi jumlah sampah yang ada. Begitu juga dengan sisa makanan yang ada di restoran berikut dengan alat makan sekali pakainya.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2021, sampah rumah tangga menjadi jumlah terbanyak penghasil sampah dengan persentase 40,85% kemudian diikuti dengan sampah perniagaan di angka 18.22%.

Data menyedihkan tersebut menampakkan bahwa asal sampah terbanyak berasal dari rumah kita sendiri. Merujuk pada data SIPSN pada 2021 juga menunjukkan sampah organik menjadi dominasi sumber sampah di skala nasional dengan persentase 29.67%. Kedua hal ini memperlihatkan bahwa sampah organik yang dihasilkan sepatutnya bisa dikendalikan dan dikelola dari hulu yaitu dari rumah sendiri. 

Sampah Organik Bukan Aib

Banyak yang mengatakan bahwa sampah organik itu bau dan menjijikkan. Padahal, sampah organik terutama sisa konsumsi rumah tangga, bukanlah aib. Melainkan hal yang bisa dimanfaatkan untuk barang berguna lainnya apabila dipilah secara tepat.

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, layanan pengelolaan sampah mencampurkan sampah organik serta anorganik. Padahal sumber bau atau bahkan serangga yang datang menghampiri sampah biasanya berasal dari bercampurnya kedua jenis sampah tersebut.

Secara alamiah, sampah organik sebetulnya tidak berbau menyengat, menimbulkan serangga, dan tidak menjijikkan apabila dapat dikelola dengan baik. Maka dari itu, pengelolaan sampah organik sebaiknya dapat dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas penggunaan bahan organik di kehidupan yang sudah berjasa atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 

4 Cara Mengelola Sampah Organik 

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengelola sampah organik di rumah tangga. Berikut adalah 4 cara yang anti ribet dan kotor untuk mengelolanya: 

Contoh limbah makanan yang seharusnya diubah menjadi kompos. Kredit foto: iStock
  • Gunakan Lubang Biopori

Lubang biopori adalah cara praktis dalam mengelola sampah organik tanpa butuh perhatian yang intensif. Selain efektif untuk mengelola sampah organik, lubang biopori juga bermanfaat memberi nutrisi bagi biota tanah yang ada di dalamnya. Serta berfungsi menjadi sumber resapan untuk menghindari banjir atau genangan air.

Bermodalkan pipa dengan cara yang praktis dan murah, rumah pun bebas dari banjir dan genangan air saat hujan lebat datang.

  • Buat Eco Enzyme

Setelah mengupas buah dan sayur, umumnya sisa kulit buah dan potongan sayur langsung dibuang begitu saja. Padahal, jenis sampah organik ini bisa bernilai manfaat untuk memenuhi kebutuhan kebersihan di rumah.

Eco Enzyme adalah salah satu metode pengelolaan sampah organik berupa sisa kulit buah maupun potongan sayur yang difermentasikan. Menggunakan alat sederhana berupa botol plastik bekas, sampah organik, gula merah, serta air maka sampah sisa konsumsi dapat diubah menjadi cairan serbaguna yang bermanfaat untuk membersihkan lantai, toilet, dapur dan sebagainya.

Proses pembuatan cairan fermentasi ini membutuhkan waktu tiga bulan. Pada satu minggu pertama tutup botol perlu dibuka guna mengeluarkan gas yang ada di dalamnya. Pembuatan cairan ini sangat praktis, tidak mengundang bau serta serangga yang menjijikkan.

Selain mengurangi jumlah sampah organik tidak terkelola, eco enzyme membuat kita berhemat karena tidak perlu membeli cairan pembersih toilet, cairan pembersih dapur dan lainnya.

  • Setor Sampah Organik

Saat ini ada banyak layanan pengelolaan sampah yang mau menerima sampah organik untuk dimanfaatkan, salah satunya Waste4Change. Layanan berupa pengelolaan sampah organik sebagai pakan lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) adalah contohnya. Lalat BSF selain bermanfaat dalam pengelolaan sampah organik juga dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak.

Selain itu, ada juga layanan pengelolaan sampah yang menerima sampah organik untuk dijadikan kompos. Selanjutnya, bahkan ada layanan pengelolaan sampah yang mampu mengolah sampah organik menjadi biogas sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar gas yang dapat digunakan untuk memasak. 

Dengan mengelola sampah organik di rumah menggunakan dengan metode pengelolaan apapun, kita sudah berkontribusi mengurangi hampir sebagian dari jumlah sampah yang dihasilkan.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami