Industry Updates

Berkurban Minim Sampah, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?

Penyelenggaraan kurban atau berkurban di Indonesia umumnya masih belum berjalan minim sampah. Salah satunya seperti penggunaan kantong plastik yang masih menjadi pilihan utama sebagai wadah pembungkus daging.

berkurban minim sampah plastik
Berkurban minim sampah plastik

Namun, jika melihat beberapa tahun kebelakang, beberapa tempat sudah mulai menerapkan berkurban tanpa kantong plastik. Sebagaimana himbauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Surat Edaran Menteri LHK No. SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.3/6/2023 Tentang Pelaksanaan Idul Adha Tanpa Sampah Plastik yang juga diterapkan di banyak daerah.

Edukasi Penyelenggaran Kurban Minim Sampah

Penyelenggaran Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan setiap tahunnya di Indonesia ditandai dengan pemotongan hewan kurban serta pembagian daging hewan kurban kepada warga sekitar. Sayangnya, proses pembagian daging kurban yang masih banyak ditemukan dikemas dengan kantong plastik sekali pakai justru menimbulkan masalah bagi lingkungan.

Tak hanya itu, kantong plastik juga dapat menimbulkan resiko penyakit. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan peringatan kepada warga bahwa kantong plastik hitam merupakan kantong plastik hasil daur ulang yang bersifat karsinogenik atau dapat menimbulkan penyakit kanker. Oleh sebab itu, penggunaannya sebaiknya dihindari. 

Edukasi dalam menjalani berkurban minim sampah harus dilakukan bagi penyelenggara kepada seluruh panitia yang bekerja agar terjadi kesepakatan untuk semaksimal mungkin menggunakan bahan yang ramah lingkungan selama proses penyelenggaran. Termasuk dalam pemilihan wadah pembungkus daging kurban.

Proses edukasi ini juga perlu disampaikan kepada warga yang akan menerima daging kurban karena memerlukan penyesuaian jika terjadinya penggantian wadah pembungkus yang biasanya dibungkus dengan kantong plastik. Terlebih lagi, jika penyelenggara meminta warga untuk membawa wadah pribadi maka diperlukan pemberitahuan sedini mungkin agar warga dapat mempersiapkannya. 

Gunakan Wadah Ramah Lingkungan 

Pelaksanaan berkurban minim sampah dengan mengurangi penggunaan plastik sudah diatur oleh berbagai Dinas Lingkungan Hidup dari beberapa kota atau provinsi. Salah satunya adalah DLH Provinsi DKI Jakarta yang mengimbau para penyelenggara untuk tidak menggunakan kantong plastik hitam atau kantong plastik sekali pakai lainnya dan beralih kepada wadah yang ramah lingkungan.

Selain itu, DLH Kota Yogyakarta juga menginformasikan kepada pihak penyelenggara kurban untuk tidak menggunakan kantong plastik dengan tujuan pengurangan timbunan sampah yang sudah ada di Kota Yogyakarta.

kurban minim sampah plastik
MUI mendorong pelaksanaan kurban berjalan dengan konsep minim sampah plastik

DLH Kota Palangkaraya juga turut berpartisipasi dalam menciptakan berkurban minim sampah dengan menganjurkan panitia penyelenggara untuk menyediakan wadah yang ramah lingkungan atau meminta warga untuk membawa wadah pribadi. 

Selain pilihan membawa wadah pribadi untuk warga yang akan mendapatkan daging hewan kurban, panitia dapat menyediakan wadah yang ramah lingkungan. Berbagai contoh wadah ramah lingkungan seperti besek yang terbuat dari anyaman bambu, besek dari daun kelapa, daun jati, daun pisang atau wadah plastik yang materialnya lebih kuat sehingga dapat digunakan kembali. Semua pilihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pihak penyelenggara. 

Pelaksanaan berkurban dengan minim sampah dan menggunakan besek sebagai wadah pembungkus telah dilakukan beberapa pihak sebagai contoh. Salah satunya dilakukan oleh penyelenggara kurban di Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2022 lalu. Penyelenggara yang memotong beberapa ekor sapi dan kambing tersebut membagikan daging kurban dengan besek sebagai langkah merawat lingkungan.

Selain itu, SMAN 1 Trenggalek, Tulungagung juga menjadi contoh penerapan kurban yang minim sampah karena menggunakan besek dan daun pisang sebagai pembungkus daging kurban. Hal ini dilakukan dengan tujuan membuat daging agar tetap segar serta mengurangi pencemaran lingkungan. 

Pengelolaan Sampah Pasca Penyelenggaran Kurban

Selain meminimalisir sampah dengan menggunakan wadah yang ramah lingkungan dan wadah pribadi milik warga, pengelolaan sampah dari kegiatan penyelenggaraan kurban perlu diperhatikan. Pembuangan limbah kurban yang sembarangan dapat mencemari lingkungan dan aliran air karena dalam limbah terdapat kandungan bakteri Escherichia coli yang dapat menimbulkan penyakit pencernaan. 

Dalam penyelenggaraan kurban biasanya menghasilkan beberapa jenis limbah seperti: 

  • Kulit hewan yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi bedug, gendang dan sebagainya. Sehingga pihak panitia dapat memberikan kulit hewan kurban kepada pengrajin. 
  • Limbah cair yang dapat berupa darah ataupun kotoran hewan yang dapat dialiri ke tempat pembuangan di tempat penyelenggara. Hal ini menjadi penting karena harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan kurban. 
  • Sisa tinja yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
  • Jeroan hewan kurban yang dipisahkan untuk diangkut oleh pihak pengelola sampah agar dapat dilakukan pengelolaan yang dapat berupa pengolahan dan penimbunan. 

Dalam penyelenggaraan suatu acara memang membutuhkan pengelolaan sampah yang baik agar tidak memberikan dampak buruk kepada lingkungan. Terlebih lagi penyelenggaraan kurban yang merupakan acara keagamaan yang harus memberikan dampak positif kepada sesama.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami