Industry Updates

TPA Over Kapasitas, Bukti Belum Efektifnya Pengelolaan Sampah di Indonesia?

Ilustrasi TPA Over kapasitas, sumber : Freepik

Indonesia masih terus berupaya mengatasi masalah persampahan dan lingkungan. Jumlah penduduk yang besar serta belum optimalnya fasilitas dan kesadaran pengelolaan sampah bertanggung jawab menjadi beberapa faktor penghambat. Sehingga masih banyak sampah yang belum dapat dikelola maksimal dan  berakhir begitu saja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Saka Dwi Hanggara, Manager Campaign Waste4Change menyebut, secara keseluruhan, kurang lebih Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton sampah per harinya. Namun, baru 7.5 % saja yang didaur ulang dan dijadikan kompos, 69 % sisanya masih berakhir menumpuk di Tempat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Menyebabkan TPA dalam kondisi over kapasitas.

Kasus-Kasus TPA Over Kapasitas di Indonesia

Di Indonesia, kasus TPA Overkapasitas sendiri sudah sangat banyak. Salah satu contoh kasus over kapasitas TPA di Indonesia adalah TPA Sarimukti di Bandung, TPA Cipayung dan TPA Piyungan. Dilansir dari kompas.id, diketahui akibat dari hal tersebut, beberapa TPA sempat ditutup dan berhenti untuk operasional untuk sementara  waktu. Pada kasus TPA Piyungan  Tri Saktiyana, Asisten Sekda Bidang Perekonomian Pembangunan Setda DIY mengemukakan, bahwa diperkirakan penyebab dari penuhnya TPA Piyungan adalah kekeliruan perhitungan dari jumlah sampah yang dibuang di TPA yang seharusnya 700 ton per hari, menjadi 1.000 ton per hari. Diperkirakan, TPA akan mulai ditutup pada 23 Juli 2023 hingga 5 September 2023. 

Peristiwa over kapasitas TPA di Indonesia tidak hanya berhenti di TPA Piyungan. Diketahui, di beberapa daerah lain hal yang sama juga kerap kali terjadi. Di Bandar Lampung, pada Januari 2023, setidaknya terdapat 3 TPA yang dilaporkan over kapasitas. TPA tersebut adalah TPA Bakung, Kota Metro, dan Kabupaten Lampung Tengah. 

Apa Dampak Dari TPA Yang Overkapasitas?

Ilustrasi Dampak TPA Over Kapasitas, sumber : Freepik

Tentunya, TPA yang mengalami over kapasitas tidak bisa dianggap sepele. Ada banyak masalah lanjutan yang bisa timbul dari kejadian ini, seperti sampah di TPS menumpuk, kegiatan pengangkutan dan pengelolaan sampah terhambat, dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan penanganan sampah. 

Selain itu, TPA over kapasitas menjadi bukti bahwa masih banyak sampah tidak terkelola. Menimbulkan ancaman kesehatan bagi lingkungan sekitar serta memperburuk kondisi bumi.

Seperti sampah organik yang menumpuk di ruang terbuka dan terpapar panas berpotensi menghasilkan gas metana, yang 20 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.

Berikutnya, kapasitas TPA yang penuh juga akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan, utamanya anak-anak dan bayi. Hal itu dikarenakan anak-anak dan bayi masih dalam masa pertumbuhan, sehingga mereka lebih rentan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh pelepasan racun dari TPA. Sebagai contoh, paparan zat-zat beracun akibat sampah yang menumpuk tersebut dapat mengakibatkan berbagai penyakit bagi anak-anak dan bayi, seperti asma, cacat permanen, dan kerusakan psikologis dan neurologis.

Melihat permasalahan yang ditimbulkan dari TPA, lantas membuat banyak orang mempertanyakan keefektifan TPA sebagai solusi utama penanganan sampah. Sudah tepatkah TPA menjadi solusi penanganan sampah? Serta bagaimanakah seharusnya sebuah TPA dijalankan?

Solid Waste Management Consultant dari Waste4Change, Elma Elkarim mengemukakan, TPA sesungguhnya merupakan bagian penting dari solusi penanganan sampah. Namun demikian, kehadiran TPA tidak bisa serta merta menjadi solusi utama dalam menangani permasalahan sampah.

Saka Dwi Hanggara, Manager Divisi Campaign di Waste4Change juga membenarkan hal tersebut. Ia menyebut bahwa TPA seharusnya hanya menjadi one of the solution bukan solusi utama permasalahan sampah di Indonesia. Ia mendorong masyarakat juga untuk melakukan upaya penanganan lain seperti pengurangan sampah dari sumber dan pemrosesan sampah sebelum masuk TPA, sehingga nantinya yang berakhir di TPA hanyalah sampah spesifik yang tidak dapat didaur ulang kembali.

TPA, Solusi Atau Masalah?

Melihat permasalahan yang ditimbulkan dari TPA, lantas membuat banyak orang mempertanyakan keefektifan TPA sebagai solusi utama penanganan sampah. Sudah tepatkah TPA menjadi solusi penanganan sampah? Serta bagaimanakah seharusnya sebuah TPA dijalankan?

Manajer divisi Konsultan dari Waste4Change, Elma Elkarim mengemukakan, TPA sesungguhnya merupakan bagian penting dari solusi penanganan sampah. Namun demikian, kehadiran TPA tidak bisa serta merta menjadi solusi utama dalam menangani permasalahan sampah.

Saka Dwi Hanggara, Manager Divisi Campaign di Waste4Change juga membenarkan hal tersebut. Ia menyebut bahwa TPA seharusnya hanya menjadi one of the solution bukan solusi utama permasalahan sampah di Indonesia. Ia mendorong masyarakat juga untuk melakukan upaya penanganan lain seperti pengurangan sampah dari sumber dan pemrosesan sampah sebelum masuk TPA, sehingga nantinya yang berakhir di TPA hanyalah sampah spesifik yang tidak dapat didaur ulang kembali.

Apa Solusi Penanganan Permasalahan Sampah TPA?

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, masyarakat harus sadar kalau TPA bukanlah satu-satunya solusi penanganan sampah. Masyarakat harus lebih aktif dalam melakukan upaya penanganan sampah lain, seperti upaya pengurangan sampah dari sumber dan melakukan pemilahan dan daur ulang sampah secara optimal.

Berikutnya, penanganan permasalahan penuhnya TPA bukanlah tanggung jawab satu pihak saja. Perlu ada sinergi dan kerja sama yang baik antara pemerintah, pihak-pihak lain yang berkepentingan, dan masyarakat dalam rangka mengatasi permasalahan penuhnya kapasitas TPA ini.

Kebijakan pengelolaan sampah yang baik merupakan salah satu solusi terbaik dalam rangka mengatasi permasalahan sampah di Indonesia, khususnya  permasalahan kapasitas TPA yang penuh. Namun demikian, fakta di lapangan menunjukan jikalau pengelolaan sampah yang baik membutuhkan biaya yang tidak murah. Oleh karenanya Waste4Change hadir dengan solusi terbaik guna menjawab permasalahan sampah anda, dalam rangka mewujudkan visi Zero Waste to Landfill.

Waste4Change siap membantu anda  mengurangi sampah yang berakhir di TPA, dengan melakukan pengelolaan sampah secara menyeluruh bagi institusi, perusahaan, bisnis, maupun perorangan. Pengelolaan sampah di Waste4Change dilakukan secara menyeluruh dan holistik, mulai dari edukasi, kampanye, konsultasi, hingga pengangkutan dan daur ulang.

Mari bersama mengambil peran dalam menangani permasalahan sampah di Indonesia. Menggunakan layanan pengangkutan dan pengelolaan sampah bertanggung jawab, Reduce Waste to Landfill dan Personal Waste Management Waste4Change untuk menjadi bagian dari perubahan.

Kebijakan Pengelolaan Sampah yang Baik Sebagai Salah Satu Solusi Penuhnya TPA

Kebijakan pengelolaan sampah yang baik merupakan salah satu solusi terbaik dalam rangka mengatasi permasalahan sampah di Indonesia, khususnya  permasalahan kapasitas TPA yang penuh. Namun demikian, fakta di lapangan menunjukan jikalau pengelolaan sampah yang baik membutuhkan biaya yang tidak murah. Oleh karenanya Waste4Change hadir dengan solusi terbaik guna menjawab permasalahan sampah anda, dalam rangka mewujudkan visi Zero Waste to Landfill.

Waste4Change siap membantu anda  mengurangi sampah yang berakhir di TPA, dengan melakukan pengelolaan sampah secara menyeluruh bagi institusi, perusahaan, bisnis, maupun perorangan. Pengelolaan sampah di Waste4Change dilakukan secara menyeluruh dan holistik, mulai dari edukasi, kampanye, konsultasi, hingga pengangkutan dan daur ulang.

Mari bersama mengambil peran dalam menangani permasalahan sampah di Indonesia. Menggunakan layanan pengangkutan dan pengelolaan sampah bertanggungjawab, Reduce Waste to Landfill dan Personal Waste Management Waste4Change untuk menjadi bagian dari perubahan.

[Isnaeni Martha]

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami