Industry Updates

Cara Mendidik Anak Bijak Kelola Sampah

Source: Unsplash/ Larm Rmah

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Kita tidak mewarisi bumi dari para nenek moyang kita, namun kita meminjamnya dari anak-cucu kita”. Lantas, bumi seperti apa yang akan kita “kembalikan” kepada anak dan cucu kita kelak? 

Tanggung jawab kita tidak hanya terletak pada memulihkan lingkungan yang sudah rusak, tetapi juga dalam mengajarkan manajemen sampah pada generasi berikutnya untuk menghargai dan mencintai lingkungan sedini mungkin agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Oleh karena itu, orang tua dan keluarga memiliki peranan yang besar dalam menyediakan sarana belajar yang menyenangkan tentang lingkungan dan dunia yang mereka tinggali, tentang menanamkan kecintaan pada makhluk hidup lain, dan tentang menjaga bumi yang sejatinya menyokong kehidupan mereka sendiri. 

Edukasi terkait lingkungan ini bisa dimulai dari isu yang spesifik, yaitu perilaku bijak kelola sampah, dan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2021, Waste4Change mengadakan webinar “Ajak Anak Pilah Sampah, Yuk!” dengan mengundang 2 narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu Maurilla S. Imron selaku Founder Zero Waste Indonesia dan Reti Oktania, M.Psi, Psikolog Klinis Anak Rumah Dandelion. 

Webinar Ajak Anak Pilah Sampah, Yuk – Jumat 23 Juli 2021

3 Cara Menanamkan Perilaku Bijak Kelola Sampah pada Anak

Dari webinar tersebut, ada beberapa poin penting yang bisa digaris bawahi perihal cara dan kiat menanamkan perilaku bijak kelola sampah kepada anak-anak sedini mungkin, yaitu:

1. Memberi Contoh

Penting sekali untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai dasar universal kepada anak sedini mungkin, termasuk soal bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.

Lantas sejak usia berapa anak-anak mulai dikenalkan pada nilai-nilai dasar tersebut?  Menurut Reti, dalam konteks tahapan pertumbuhan anak, saat memasuki usia 1,5 tahun, anak-anak mulai membentuk otonomi diri. Ini berarti mereka sudah memiliki keinginan mereka sendiri. Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk menyisipkan nilai-nilai yang ingin kita tanamkan kepada mereka ialah sejak sebelum usia 1,5 tahun.

Lalu bagaimana caranya menanamkan nilai-nilai tersebut? Jawabannya sederhana, dengan memberi contoh. “Children see, children do”. Pada dasarnya anak-anak akan meniru apapun yang kita lakukan dan katakan, mau itu baik ataupun buruk. Oleh karena itu, kita harus sadar betul akan apa yang kita lakukan, karena itulah yang akan menjadi model bagi anak.

2. Stimulasi Indera dan Prompt 

Reti Oktania juga mengungkapkan bahwa sedari dini, anak sudah tahu bahwa dunia ini penuh oleh stimulasi sensori. Oleh karena itu, hal mendasar dari proses belajar anak ialah dengan mengaktivasi indera-indera yang ia miliki, karena lewat indera tersebut lah anak akan mengambil dan memproses informasi dari sekitarnya. 

Misalnya, untuk menanamkan kecintaan terhadap lingkungan, bisa dimulai dengan sesederhana mengajarkan mereka untuk membedakan daun, kertas, kayu, batu, dan pasir. Kegiatan ini akan menstimulasi indera peraba mereka, yang nantinya akan membantu memudahkan mereka untuk diajak memilah sampah. 

Selain itu, prompt juga penting. Prompt bisa diartikan sebagai sebuah pengingat, dan bisa dibagi menjadi 2 jenis: verbal dan visual. Prompt verbal berarti  kita mengingatkan anak lewat omongan, sedangkan prompt visual bisa dalam bentuk poster atau gambar-gambar yang diletakkan di sudut-sudut rumah untuk membantu mereka belajar.

Poster Bahan Daur Ulang Waste4Change yang dijelaskan di sini

3. Apresiasi dan Konsekuensi

Ketika anak-anak sudah mulai mempraktikkan nilai-nilai bijak kelola sampah yang kita ajarkan, maka kita perlu mulai memberikan apresiasi terhadap perilaku-perilaku tersebut agar mereka tahu bahwa yang mereka lakukan itu benar, misalnya sudah membawa tumbler, membuang sampah kertas ke wadah kertas, dll.

Sebaliknya, jika apa yang anak lakukan belum sesuai dengan nilai yang kita ajarkan, maka ajarkan mereka tentang konsekuensi. Konsekuensi bisa dibagi menjadi dua, yaitu konsekuensi natural dan logis. Konsekuensi natural contohnya, jika anak menumpahkan air, maka ia bisa terpeleset. Adapun konsekuensi logis yaitu akibat yang belum tentu terjadi, tetapi bisa diperkirakan secara logika, misalnya saat bepergian tidak membawa air minum sendiri, maka bisa saja nanti haus dan susah mencari penjual minuman. 

3R – Routine, Rituals, Rules

Selain Reduce-Reuse-Recycle (3R) ada 3R lain yang harus diketahui orang tua dalam mendidik anak bijak kelola sampah:

  1. Routine: Terus beri contoh dan lakukan perbuatan yang sama setiap hari, konsisten dan jadikan sebuah rutinitas, misalnya dalam hal memilah sampah. Jangan lupa juga berikan visual prompt seperti wadah sampah warna warni 
  2. Ritual: Mirip dengan rutinitas, tetapi ritual lebih menyentuh sisi emosional. Misalnya membuat ritual keluarga dimana setiap ada yang berulang tahun, dirayakan dengan menanam pohon.
  3. Rules – Setelah menerapkan rutinitas dan ritual, orang tua dan anak perlu duduk bersama untuk berdiskusi soal batasan, soal hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Penting untuk diingat bahwa kita harus memberi kesempatan kepada anak untuk ikut terlibat dalam membuat aturan tersebut.  

Terakhir dan tidak kalah penting, tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai mengajarkan anak untuk ikut bijak dan bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan. Dalam dunia tumbuh kembang anak, memang terdapat istilah Critical Window Period – sebuah fase dimana anak akan lebih cepat menyerap segala sesuatu yang ia temukan dan alami. 

Akan tetapi, di setiap fase kehidupan anak pun kita tetap bisa menanamkan nilai-nilai baru, tentunya dengan cara yang berbeda pula. Stimulasi yang kita berikan tidak harus berhenti di golden age saja, akan tetapi senantiasa menyesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak agar dapat diterima dengan efektif. 

Oleh karena itu, mari mulai mengajarkan anak-anak kita untuk ikut bertanggung jawab terhadap sampah mereka demi membentuk generasi anak Indonesia yang peduli lingkungan, karena siapa tahu di tangan mereka, bumi akan menjadi lebih baik.  

Sesi lengkap webinar “Ajak Anak Bijak Kelola Sampah Yuk!” – Jumat, 23 Juli 2021

Baca versi Inggris.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami