Industry Updates

Rebricks: Kelola Sampah Kemasan Plastik Menjadi Bahan Bangunan

Kemasan plastik multilayer atau biasa disebut Multi-Layered Packaging (MLP) menjadi salah satu sampah yang sulit didaur ulang karena terdiri dari beberapa lapisan plastik dan material lainnya. Kemasan ini biasa kita temui pada produk kebutuhan sehari-hari seperti bungkus mie instan atau sampo dan kopi sachet.

Selain itu, berdasarkan laporan Greenpeace di tahun 2019 yang berjudul “Throwing Away The Future: How Companies Still Have It Wrong on Plastic Pollution “Solutions””, sebanyak 855 miliar kemasan sachet beredar di pasar global di tahun itu, dan Asia Tenggara sendiri memegang pangsa pasar sekitar 50%. Dengan data demikian, prediksi jumlah kemasan sachet yang terjual akan mencapai 1,3 triliun pada tahun 2027 nanti. 

Permasalahan sampah sachet ini menjadi tantangan tersendiri bagi upaya daur ulang sampah di Indonesia, karena masih sedikit sekali pihak yang menerima dan bisa mengelola sampah MLP itu, salah satunya yaitu Rebricks. Di tangan Rebricks, sampah kemasan plastik ini bisa disulap menjadi bahan bangunan loh! 

Penasaran dengan prosesnya? Yuk simak wawancara Waste4Change dengan Ovy Sabrina, salah satu Co-Founder Rebricks berikut ini  

Waste4Change: Bagaimana latar belakang terbentuknya Rebricks?  

Jadi memang awalnya dari kecemasan pribadi sih, dan keluarga saya kebetulan memang punya usaha di bidang produksi bahan bangunan. Sekitar bulan Juli 2018, saya dan Novi (Co-Founder Rebricks yang lain) saat itu berpikir soal banyaknya sampah kemasan yang tidak terdaur ulang. Saat itu mbak Novi sedang hamil, jadi kami otomatis mikir “serem juga ya nanti kalau kita udah punya anak, sampah-sampah itu masih menumpuk di TPA.” 

Akhirnya kami coba-coba cari ide dan solusi, ada kayaknya sampai setengah tahun prosesnya, kemudian di akhir 2018 kami bertemu partner yang mengambil S3 Teknik Sipil, dan dari situ kami bisa mulai formulasikan idenya dan juga sekalian langsung dites.

Ovy Sabrina dan Novita Tan – Co Founders Rebrick

Waste4Change: Boleh dijelaskan mengenai proses pembuatan bahan bangunan menggunakan sampah plastik sachet/MLP?

Proses pembuatannya sebenarnya relatif sederhana, yang rumit itu menemukan formulanya karena harus dites dan dicoba-coba berulang kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Untuk prosesnya sendiri, intinya sampah plastiknya itu dicacah, dicampur dengan bahan lain, di press (dipadatkan), baru kemudian dicetak. Kami juga sempat mencoba beberapa metode lain, tapi memang metode ini yang paling cocok. 

Waste4Change: Apa saja kelebihan (atau mungkin kelemahan) bahan bangunan yang dibuat dengan menggunakan sampah plastik tersebut? 

Untuk saat ini, nilai plus dari Rebricks itu ialah pembuatannya yang memanfaatkan sampah kemasan plastik, jadi dengan menggunakan Rebricks, kita sudah mengalihkan sekian kilogram sampah plastik dari berakhir di TPA. 

Kalau membandingkan kualitas, tentu Rebricks berusaha untuk bisa menjunjung kualitas SNI yang memang menjadi standar layak pakai atau tidaknya suatu bahan bangunan. Misalnya, untuk batako itu kapasitas menahan bebannya 250 kg/cm2. Kalau sudah memenuhi standar ini, sudah bisa dipakai untuk parkiran dan jalanan. Adapun dari segi harganya, Rebricks memiliki harga yang kompetitif dengan harga bahan bangunan konvensional.  

Waste4Change: Berasal dari mana sampah plastik yang digunakan untuk membuat bahan bangunan Rebricks? 

Sampah plastiknya itu dari rumah-rumah dikirim ke kita. Jadi dari rumah tangga ini plastiknya dipilah kemudian dibersihkan, sehingga kita terima plastiknya dalam kondisi bersih. Sehari kira-kira kami bisa dapat 50 kilogram sampah plastik kemasan, atau sekitar 15-20 paket per drop point.

Contoh tumpukan sampah yang diterima oleh Rebricks

Waste4Change: Bahan bangunan apa saja yang bisa dibuat dari sampah plastik tersebut? Lalu bangunan seperti apa yang bisa dibuat menggunakan produk Rebricks?  

Untuk jenis produknya, kita ada yang namanya paving block, kemudian batako, dan juga roaster. Untuk peruntukannya sendiri, produk-produk kita sudah dipakai untuk bangun rumah di Kabupaten Bogor, lalu ada juga untuk membuat sanitasi air bersih di Kabupaten Bogor dan Cirendeu. Selain itu, paving block McDonald’s Parung juga memakai produk kita. Sudah lumayan banyak dipakai sih, terutama paving blocks.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami