Industry Updates

Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab: EcoRanger di Pulau Merah Banyuwangi

Tempat-tempat wisata dunia yang mengalami overtourism, mulai dari gunung Everest, pantai Boracay di Filipina, sampai pada kota kanal Venesia, hampir selalu menghadapi persoalan sampah yang juga turut membludak dengan banyaknya turis yang datang.

Sampah memang menjadi masalah tipikal yang seringkali dihadapi oleh tempat-tempat pariwisata. Mulai dari perilaku pengunjung yang masih suka membuang sampah sembarangan, infrastruktur dan fasilitas pengelolaan sampah yang tidak memadai, sampai pada medan yang mempersulit akses pengangkutan sampah.

Meski begitu, sudah ada contoh praktik-praktik pariwisata berkelanjutan, yang di dalamnya menerapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, salah satunya yaitu proyek EcoRanger di Pulau Merah, Banyuwangi.

EcoRanger di Pulau Merah, Banyuwangi 

Program ini digagas oleh Greeneration Foundation dan dilaksanakan selama kurang lebih satu tahun, yaitu sejak bulan Oktober 2018 sampai bulan Oktober 2019, serta turut melibatkan Waste4Change sebagai fasilitator di lapangan dan Coca Cola Foundation Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perubahan yang dibawa oleh EcoRanger terhadap kondisi persampahan di pulau Merah Banyuwangi, simak ulasan programnya berikut ini

Apa Itu EcoRanger?

EcoRanger merupakan sebuah tim yang terdiri dari komunitas atau masyarakat lokal yang memiliki semangat untuk melakukan pengelolaan sampah secara bertanggung jawab. Untuk di Banyuwangi sendiri EcoRager berfokus pada pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism), khususnya di bidang pengelolaan sampah.

Tim Eco Ranger Banyuwangi 

EcoRanger dibentuk dengan tujuan untuk menjaga lingkungan di daerah/tempat pariwisata agar dikelola secara lestari sehingga tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Latar Belakang dibentuknya EcoRanger di Pulau Merah, Banyuwangi

Pulau Merah merupakan destinasi pariwisata terbesar kedua di Banyuwangi setelah Kawah Ijen. Pulau Merah merupakan salah satu pantai dan obyek wisata yang ada di Dusun Pancer. Pantai ini mendapatkan namanya karena keberadaan sebuah bukit hijau bertanah merah di dekat bibir pantai.

Pantai Pulau Merah membentang sepanjang 3 kilometer dengan ketinggian ombak sekitar 305 meter, sehingga cocok untuk olahraga selancar.

Di hari kerja (weekdays), jumlah pengunjung Pulau Merah sebanyak 300-500 orang per hari, sedangkan di akhir pekan pengunjung bisa mencapai 2.000 orang per hari. Pulau Merah bahkan pernah dikunjungi sampai 12.000 dalam satu hari.

Banyuwangi sendiri memiliki potensi pariwisata yang besar, namun ada permasalahan sampah yang dihadapi di kawasan pariwisatanya.

Sumber: dokumentasi tim EcoRanger. 

Mesk begitu, pemerintah Banyuwangi juga menaruh perhatian terhadap permasalahan ini dan mendukung program EcoRanger untuk dilaksanakan di Pulau Merah.

Permasalahan Sampah yang ada di Pulau Merah, Banyuwangi 

Dusun Pancer di Kabupaten Banyuwangi memiliki tiga destinasi wisata, yaitu Pulau Merah, Wedi Ireng, serta Pantai Mustika. Per 2017, jumlah penduduk yang ada di Dusun Pancer mencapai 4.888 jiwa yang terbagi menjadi 1.648 KK.

Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan oleh tim EcoRanger dan Waste4Change di bulan Oktober 2018 sampai Februari 2019 di Dusun Pancer, Dusun Pancer menghasilkan 1,13 ton sampah per hari.

The waste composition from Pulau Merah (left) and Dusun Pancer (right)
Komposisi sampah

Komposisi sampah di Pulau Merah (kiri) dan Dusun Pancer (kanan)p>Dari total timbulan sampah di Dusun Pancer tersebut, komposisi sampah terbesar yaitu sampah organik (sisa makanan) sebanyak 60,6% dan sampah residu sebanyak 21,12%.  Adapun komposisi sampah lainnya di Dusun Pancer terdiri dari berbagai kategori seperti sampah tekstil (3,84%), gelas (0.67%), botol plastik (6,25%), dupleks (3,63%), B3 (0,78%), kertas (0.66%), gelas plastik (1,68%), serta logam (1.83%)

Sebanyak 76% sampah tersebut seharusnya masih bisa dimanfaatkan kembali (dibuat kompos atau didaur ulang), tetapi nyatanya sampah tersebut dibuang begitu saja atau bahkan dibakar.

Kondisi TPS Pancer di Banyuwangi. Sumber: Dokumentasi tim Ecoranger 

Pada saat itu, di Dusun Pancer sendiri belum ada inisiatif akan sistem pengelolaan sampah yang baik.  Sebanyak 97% sampah masih diolah dengan cara dibuang ke lahan kosong dan dibakar (open dumping). dan hanya sekitar 3% yang dijual ke lapak penampung sampah.

Dengan kondisi yang seperti ini, potensi sampah yang akan berakhir di laut cukup besar. Buktinya tim EcoRanger juga menemukan banyak sampah yang menumpuk di bibir-bibir pantai.

Contoh pembuangan sampah di tempat terbuka (ilegal dumping). Sumber: dokumentasi tim EcoRanger 

Pemahaman masyarakat di Dusun Pancer terkait pengelolaan sampah sendiri sebenarnya sudah cukup baik, akan tetapi karena belum ada fasilitas yang memadai, tidak banyak juga yang bisa mereka lakukan.

Langkah-Langkah yang Dilakukan untuk Menjaga Kelestarian Pulau Merah, Banyuwangi 

1. Pembentukan tim EcoRanger yang Anggotanya terdiri dari Masyarakat Lokal

EcoRanger Banyuwangi dibentuk oleh Greeneration Foundation bekerja sama dengan masyarakat lokal. Tim EcoRanger yang terdiri dari warga setempat ini memiliki tujuan menjaga pantai Pulau Merah agar tetap bersih dan dikelola secara berkelanjutan.

Pelatihan pengelolaan sampah bertanggung jawab. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger

Greeneration Foundation juga memfasilitasi program peningkatan kapasitas untuk para Ranger, di antaranya dengan mengadakan pelatihan dan lokakarya yang mengundang pembicara dan pemateri kompeten di bidangnya. Program pelatihan ini dimaksudkan agar nantinya tim EcoRanger dapat mengembangkan rancangan pengelolaan sampah serta program edukasi sampah mereka sendiri.

Salah satu program peningkatan kapasitas untuk anggota EcoRanger Banyuwangi. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger 

Selain rangkaian pelatihan, ada juga SOP dan modul yang dikembangkan untuk tim EcoRanger untuk dijadikan panduan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan sampah dan edukasi mengenai sampah.

2. Pembuatan fasilitas daur ulang bernama Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) serta Kolaborasi dengan Pihak Pengelola Sampah

Sejak bulan maret 2019, EcoRanger mulai mendirikan pusat daur ulang sampah yang diberi nama Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) dan disponsori oleh Cola-Cola Foundation Indonesia.

Kegiatan pengelolaan sampah di Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) Dusun Pancer. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger

Pendirian SEKOLA telah membawa dampak yang signifikan terhadap pengelolaan sampah di Dusun Pancer, dan sebanyak 9.063 kilogram sampah organik dan inorganik berhasil dikelola per bulannya.

Pembuatan biopori untuk mengelola sampah organik. Sumber: Dokumentasi tim EcoRanger

Dari Juni sampai November 2019, total sampah yang berhasil dikelola ada sekitar 54.379 kilogram atau 60 ton. Jika ditambah dengan sampah residu, maka sampah yang berhasil dikelola ada 13.311 kilogram dari total 33.960 kilogram sampah per bulan. Ini berarti dalam waktu 6 bulan sejak beroperasi, SEKOLA telah mampu mengelola 40% jumlah sampah yang diproduksi di Dusun Pancer setiap bulannya.

Kegiatan pengelolaan sampah di Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) Dusun Pancer. Sumber: Dokumentasi tim EcoRanger

EcoRanger juga bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan di bidang pengelolaan sampah, salah satunya yaitu Bank Sampah Pegadaian di Desa Sumberagung. Nantinya sampah yang dikelola di SEKOLA akan dijual ke Bank Sampah tersebut.

Proses penimbangan sampah di Bank Sampah. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger

Kemudian untuk sampah residu sendiri, EcoRanger bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengangkut sampah residu ke TPA yang ada di Banyuwangi.

3. Edukasi dan Sosialisasi kepada Masyarakat Lokal dan Wisatawan

Selain membuat fasilitas pengelolaan sampah, EcoRanger juga turut aktif mengedukasi masyarakat setempat dan wisatawan mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Partisipasi EcoRanger dalam Gandrung Surft Competition di pulau Merah. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger

Edukasi ini dilakukan antara lain dengan berpartisipasi di berbagai acara (Kompetisi Berselancar Gandrung, Petik Laut, dll), mengadakan sosialisasi di sekolah (EcoRanger goes to Campus), serta melalui aktivitas Plastic Fishing atau “Memancing” Plastik. Total ada 7 program edukasi yang diselenggarakan, dengan peserta sebanyak 1.793 orang.

Operasi Tangkap Plastik di pulau Merah Banyuwangi. Sumber: Dokumentasi tim EcoRanger

Sosialisasi juga dilakukan dari rumah ke rumah dan kepada pelaku bisnis sebagai bagian dari industri pariwisata untuk bergabung ke dalam program daur ulang sampah SEKOLA. Di penghujung tahun 2019, ada sebanyak 50 pelaku bisnis yang mendapat sosialisasi terkait sampah dari EcoRanger, dan sebanyak 189 rumah tangga telah berpartisipasi di dalam program SEKOLA.

Kegiatan sosialisasi terhadap kepala RT/RW di Dusun Pancer. Sumber: dokumentasi tim EcoRangermage 2019-07-09 at 09.25.38 

4. Pemasangan Papan Infografis untuk Keperluan Edukasi

Sebagai  upaya untuk mengedukasi wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Dusun Pancer, Banyuwangi, tim EcoRanger juga memasang papan edukasi di tempat-tempat strategis. Ada total 6 papan yang telah dipasang, 3 di Pulau Merah, 2 di Pantai Mustika, dan 1 buah di Wedi Ireng.

Pemasangan papan edukasi di kawasan wisata Dusun Pancer. Sumber: Dokumentasi tim EcoRanger

Adapun jenis informasi yang terpasang di papan dibagi menjadi tiga topik, yaitu tentang EcoRanger, tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan, serta perihal himbauan untuk memilah sampah dari sumber.

Contoh papan petunjuk dan edukasi yang sudah terpasang. Sumber: Dokumentasi tim EcoRanger 

5. Kegiatan Bersih-Bersih Pantai Mingguan

Terakhir dan tidak kalah penting, EcoRanger juga menginisiasi kegiatan bersih-bersih pantai di tiga destinasi wisata Dusun Pancer (Pulau Merah, Wedi Ireng, Pantai Mustika).

Kegiatan bersih-bersih pantai mingguan oleh EcoRanger. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger 

Kegiatan bersih-bersih pantai ini dilakukan setiap minggu dan merupakan bagian dari usaha untuk mengedukasi industri pariwisata yang beroperasi mengenai pariwisata yang berkelanjutan dan program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh EcoRanger.

Kegiatan bersih-bersih pantai mingguan oleh EcoRanger. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger 

Sejak Juli 2019, aktivitas bersih-bersih pantai ini sudah dilakukan selama kurang lebih 30 kali, dan ada sebanyak 716 orang dan 30 institusi yang berpartisipasi.  

Kegiatn bersih-bersih pantai mingguan yang turut mengajak warga sekitar dan wisatawan. Sumber: Dokumentasi tim EcoRanger2 

Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab untuk Pariwisata yang lebih Berkelanjutan 

Produksi sampah di tempat wisata menjadi salah satu indikator dalam mengukur apakah praktik pariwisata yang dijalankan sudah berkelanjutan atau belum.

Jika suatu destinasi wisata yang populer tidak memiliki fasilitas dan sistem pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan, maka akibatnya akan fatal, baik bagi lingkungan sekitar maupun masyarakatnya sendiri.

Sebagai wirausaha sosial yang bergerak di bidang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, Waste4Change turut mendukung terwujudnya praktik pariwisata yang berkelanjutan melalui servis Community-Based Implementation (CBI) seperti yang ada di program EcoRanger Banyuwangi yang diselenggarakan oleh Greeneration Foundation bersama dengan Coca Cola Foundation.

Mari mulai menjaga tempat-tempat wisata kita agar tidak mengalami overtourism, dimulai dari memberdayakan masyarakat lokal untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga tempat tinggal mereka.

Baca artikel versi Bahasa Inggris/English version di sini.

 

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami