Industry Updates

Ketahui Fakta Air Lindi Sampah

Tidak hanya menghasilkan bau, penumpukan sampah juga berpotensi menghasilkan cairan dari sampah berupa air lindi. Dalam jumlah banyak, air lindi dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah.

Air lindi atau leachate adalah jenis limbah cair yang berasal dari air hujan yang menggenang pada timbunan sampah padat.

air lindi sampah

Air rembesan ini merupakan hasil dari dekomposisi sampah yang terakumulasi dengan sejumlah zat kimia beracun, bakteri patogen, senyawa organik, dan senyawa anorganik. 

Leachate bergerak atau mengalir dari tempat pengumpulan sampah atau open dumping, berwarna hitam atau kuning saat pertama kali ditemui, dan biasanya memiliki bau asam yang kuat. 

Fakta-fakta tentang Air Lindi

#1 Bersumber dari Timbulan Sampah

Air lindi merupakan hasil dari sampah menumpuk yang kemudian tergenang. Volumenya bisa banyak apabila sampah tertampung di suatu wilayah tanpa ada aliran air pembuangan yang jelas, seperti di TPA.

Air lindi dapat berasal dari timbulan sampah dengan tercampurnya sampah organik dan anorganik. Limbah kimia yang dibuang sembarangan juga berpotensi menghasilkan lindi mengandung kimia, seperti berasal dari baterai bekas, peralatan elektronik, atau pembersih rumah tangga.

#2 Mengandung Senyawa Berbahaya

Kandungan air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis sampah yang terdeposit, hingga kondisi tempat pembuangan. Air lindi mengandung senyawa organik, seperti hidrokarbon dan sulfat. Kemudian, mengandung senyawa anorganik, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, klor, ortofosfat, fenol, dan logam berat beracun. 

Bau busuk air lindi berasal dari kandungan hidrogen sulfida. Dalam air lindi juga ditemukan genus bakteri aerob, seperti streptococcus, escherichia, pseudomonas, dan proteus. Selain itu, mengandung mikroba parasit, seperti kutu air yang menyebabkan gatal-gatal di kulit. 

#3 Mengundang Berbagai Penyakit

Air lindi dapat menimbulkan berbagai penyakit. Kandungan merkuri (logam berat) pada air lindi dapat menyebabkan tremor, kejang, kehilangan memori, penurunan trombosit, anemia, hingga gagal ginjal akut. Penyakit lainnya yang sering terjadi ialah iritasi kulit, dermatitis, diare, hingga penyakit gusi akibat kandungan nikel pada air lindi. 

#4 Dapat Merusak Sumber Perairan

Air lindi yang tersebar di daerah TPA berpotensi dapat mengalir ke saluran dan mencemari air tanah sekitar. Polutan ini dapat tetap berada di air tanah dalam jangka waktu yang lama akibat terbatasnya oksigen yang terlarut. Sehingga, sumber air yang telah tercemar air lindi tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, bahkan dapat menyebabkan tanaman tidak akan berkembang dengan baik. 

Leachate yang masuk hingga ke sungai dapat meracuni ikan dan mengubah mutasi genetik kehidupan laut. Bila air lindi tersebar hingga ke lautan terbuka, dampaknya bisa menghancurkan dan merusak ekosistem laut. Sehingga, berpotensi kerusakan tersebut tidak bisa kembali seperti kondisi semula. 

#5 Dapat Mencemari Kualitas Tanah

Menurut sebuah penelitian (2006) disebutkan bahwa tanah di kawasan TPA, komponen tanahnya terdegradasi oleh berbagai jenis sampah. Degradasi sampah oleh mikroba dapat menyebabkan terurainya unsur-unsur anorganik, sehingga terakumulasi dalam tanah. 

Dalam penelitian terhadap analisa kualitas air lindi di TPA Gunung Tugel, Banyumas (2021) menyebut, sebagian air lindi yang muncul dari TPA Gunung Tugel merembes masuk dan terakumulasi di dalam tanah. Sebagian lagi, mengalir ke dataran yang lebih rendah dan bergabung ke saluran irigasi untuk mengairi sawah. 

Pengelolaan Air Lindi di Indonesia

Sejatinya, setiap TPA sampah memerlukan fasilitas pengelolaan air lindi. Tujuannya agar air tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya, salah satunya sumber air tanah bagi masyarakat sekitar.

Sayangnya, TPA dengan model open dumping menjadi sumber penghasil air lindi sampah terbanyak. Model TPA ini masih banyak diterapkan di Indonesia. Bila tidak dikelola dengan baik, lambat laun dampak dari air lindi sampah dapat menghampiri kehidupan manusia dan merusak lingkungan seperti yang sudah dijelaskan di atas. 

Di Indonesia sendiri, belum banyak zona TPA yang dapat mengolah air lindi melalui Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) dengan maksimal. Seperti yang terjadi di TPA Cipayung yang belum dapat secara maksimal menangani air lindi dengan baik pada instalasi pengolahannya.

Banyak penyebab kurangnya operasi IPL di Indonesia. Dimulai dari terbatasnya alokasi dana untuk pengoperasian IPL di Indonesia dan terbatasnya sumber daya manusia yang kompeten untuk mengoperasikan IPL. Selain itu, tidak ada kontrol manajemen yang baik dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebijakan pada TPA.

Bahkan, menurut penelitian di tahun 2015 menyebut, pengelolaan lindi sebagian besar masih menggunakan teknologi sistem kolam. Yakni, menggunakan kolam penampung, kolam anaerobik, kolam aerobik, kolam stabilisasi dan dilanjutkan dengan menggunakan wet land. Kelemahan dari teknologi ini waktu tinggal yang relatif lama, antara 30-50 hari dan belum memenuhi standar baku mutu buangan. 

Padahal, jika diolah dengan baik, air lindi berpotensi memberikan beribu manfaat bila dikelola dengan baik. Dirangkum dari berbagai sumber, air lindi yang berasal dari sampah sayuran dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair dan sebagai bahan tambahan unsur hara pada proses pengomposan. 

Contoh Sukses Pengelolaan Air Lindi Sampah

Salah satu pemanfaatan air lindi yang sudah cukup sukses berjalan di Indonesia adalah pengoperasian sanitary landfill di TPA Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur. TPA yang dibangun sejak 2017 ini menerapkan sistem sanitary landfill yang mana di lapisan pertama pada tanah asli dipasang lapisan kedap air untuk menahan kebocoran air lindi. 

Pada lapisan kedua diberi karpet sintetis berserat kasar sebagai bahan penyaring air lindi. Potensi hasilnya berupa air lindi, digunakan sebagai sumber api kompor gas yang dapat dinikmati oleh 20 Kepala Keluarga (KK) di sekitar TPA. 

Melihat permasalahan yang ada, sudah sepatutnya semua pihak berupaya dengan caranya masing-masing menangani masalah sampah bersama-sama. Penanganan sampah dari hulu ke hilir sama pentingnya untuk membantu menyeimbangkan kondisi persampahan dan menghindari potensi kekacauan yang tidak diinginkan.

Sembari memaksimalkan teknologi pengelolaan sampah di hulu, masyarakat juga bisa membantu menangani masalah sampah melalui pengurangan sampah dari sumber. Melalui layanan Reduce Waste to Landfill, Waste4Change dapat membantu mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA melalui upaya daur ulang dan pemanfaatan kembali material-material berharga.

Bergabung bersama kami dalam upaya penyelamatan lingkungan dengan mengelola sampah anda secara lebih bertanggung jawab. Ketahui informasi selengkapnya mengenai layanan ini dengan mengunjungi w4c.id/RWTL.

Retna Gemilang

Sumber:

https://www.antaranews.com/berita/1219711/sanitary-landfill-ubah-tpa-sampah-yang-menjijikkan-menjadi-menjanjikan

https://media.neliti.com/media/publications/248090-pengolahan-air-lindi-dengan-proses-biofi-2c6ca291.pdf

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/29672/13513189%20Fadlul%20Laili.pdf?sequence=1

https://waste4change.com/blog/dampak-air-lindi-bagi-lingkungan-dan-kesehatan/

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2496/05.2%20bab%202.pdf?sequence=5&isAllowed=y

https://ipehijau.org/masalah-lindi-pada-lingkungan/

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami