Industry Updates

Sustainable Fashion Brand di Indonesia

Industri tekstil merupakan bidang penting yang menjadi pemasok kebutuhan sandang bagi masyarakat. Mereka dituntut untuk bisa memenuhi permintaan publik melalui penyediaan produk-produk tekstil sesuai dengan selera dan tren. Semakin tingginya permintaan, maka produksi pun juga akan mengalami peningkatan.

tekstil industri
Industri tekstil kian meningkat (Sumber: Livemint)

Limbah Tekstil di Indonesia

Tingginya permintaan yang dibarengi dengan cepatnya perubahan tren dalam industri tekstil, menjadi penyebab tingginya sampah yang dihasilkan oleh industri ini. Menurut Syarifa Yurizdiana, aktivis Zero Waste Indonesia, data secara global menunjukkan bahwa sampah tekstil per tahunnya mencapai 92 ton. Jumlah yang setara dengan satu truk sampah yang datang ke TPA setiap detiknya.

Selain itu, dikutip dari Think Conscious, penelitian YouGov mencatat bahwa 66% masyarakat dewasa di Indonesia membuang sedikitnya satu pakaian mereka. 25% diantaranya membuang lebih dari 10 pakaian mereka dalam setahun. 

Sampah tekstil. Sumber: www.governmentnews.com.au
Sampah tekstil. Sumber: www.governmentnews.com.au

Namun, limbah tekstil di Indonesia tentu tidak hanya datang dari konsumen, tapi juga produsen. Sebagai salah satu industri terbesar di negara ini, fashion menyumbang gas emisi dan polusi air terbesar kedua setelah industri minyak. Nexus3Foundation bahkan mencatat sekitar 1.000 pabrik garmen membuang berbagai bahan kimia beracun dari hasil produksinya ke Sungai Citarum.

Berdasarkan Universal Eco, manajemen pengelolaan sampah khususnya sampah pakaian pada industri tekstil sebaiknya telah menerapkan konsep sustainable. Di antaranya dengan melakukan pengurangan, penggunaan kembali, pemulihan, substitusi, dan daur ulang sisa produksi sehingga tidak ada yang berakhir sia-sia

Sustainable Fashion untuk Bumi yang Lebih Seimbang

Konsep sustainable kini sudah mulai berkembang ke berbagai lini. Mulai dari pembangunan hingga saat ini telah menyasar juga ke industri pakaian. Konsep ini pun mendorong banyak brand-brand dunia bahkan lokal untuk berinovasi menciptakan produk yang lebih mementingkan keberlanjutan.

Menurut Zero Waste Indonesia, sustainable fashion adalah praktik dalam berpakaian yang mengedepankan nilai-nilai dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya lingkungan dan kemanusiaan, sehingga bisnis berjalan secara berkelanjutan dengan meninggalkan kerugian seminimal mungkin.

Tujuan hadirnya sustainable fashion adalah untuk berkontribusi dalam pencegahan kerusakan bumi akibat fast fashion dan sampah tekstil yang sulit terurai. Diantaranya dengan memanfaatkan teknologi yang modern, mengoptimalisasi bahan baku agar menciptakan iklim industri fashion yang lebih baik yang tidak hanya mempertimbangkan dampak baiknya pada alam tetapi juga kepada setiap elemen pekerja di dalamnya.

Saat ini, sudah banyak bermunculan brand fashion yang menerapkan konsep sustainable dalam bisnis mereka. Dikutip dari Sustainable Brands, sebanyak 54% brand sustainable fashion merasakan peningkatan permintaan sejak pandemi dimulai. Sedangkan sebanyak 57% pembeli setuju untuk membuat perubahan signifikan melalui penerapan mode berkelanjutan untuk mengurangi dampak buruk lingkungan.

Berikut ini 7 brand fashion lokal yang menerapkan konsep sustainable dalam lini fashion mereka.

Brand Fashion Sustainable di Indonesia

1. Sare Studio

tesktil industri
Sare Studio

Homewear brand dengan tagline #EverydayPajamas ini konsisten untuk hanya menggunakan material yang mendukung keberlanjutan saja dalam pakaiannya. Salah satunya melalui kerja sama yang disepakati dengan produsen serat asal Austria, LENZINGTM

Serat LENZING™ ECOVERO™ yang digunakan dalam pakaian Sare berasal dari kayu yang tersertifikasi dan sustainable. Tidak hanya itu, Sare juga telah memperoleh sertifikasi EU Ecolabel sebagai brand yang memenuhi standar lingkungan di siklus hidupnya melalui pengambilan material mentah mulai dari produksi, distribusi, sampai ke proses pembuangannya.

Brand bentukan Cempaka Asriani dan Putri Amandewi ini berusaha memberikan pemahaman lewat pakaian mereka, bahwa baju tidur atau baju rumahan perlu juga untuk mementingkan kenyamanan. Karena kegiatannya yang tidak hanya beristirahat, tetapi segala kegiatan pun bisa dilakukan di rumah, salah satunya bekerja atau work from home.

2. Osem

tesktil industri
Osem

Merupakan salah satu brand fashion lokal yang mengusung konsep less or zero waste dengan mencegah sisa kain hasil produksi terbuang sia-sia. Osem memanfaatkan sisa kain produksi yang ada melalui kegiatan upcycling atau mengolah kembali sisa kain menjadi produk baru juga memberikannya kepada label lain yang membutuhkan.

Tidak hanya mengusung konsep zero waste, Osem juga memanfaatkan pewarna alami dalam pakaian tie-dye mereka yaitu tumbuhan Indigofera Tinctoria untuk menghasilkan warna biru yang natural. Serta menghindari penggunaan resleting dan kancing berbahan plastik untuk mengurangi sampah yang sulit didaur ulang.

Brand mode yang dibentuk oleh lima sahabat yang pernah berkuliah di jurusan Arsitek Interior Universitas ini, didirikan pada tahun 2014 dan sangat mengedepankan fair trade. Artinya, Osem membayar upah pekerja sesuai dengan standar kondisi kerja yang baik.

3. Sukkha Citta

tesktil industri
Sukkha Citta

Memberdayakan pengrajin daerah serta menerapkan pewarnaan yang 100% natural dye menjadi hal yang unik dari brand fashion lokal satu ini. Sukkha Citta menggunakan pewarnaan dari buah-buahan serta mulai menanam sendiri kapas untuk material pakaian mereka.

Berdiri di tahun 2016, Denica Riadini-Flesch menciptakan Sukkha Citta salah satunya dengan fokus untuk bisa melibatkan banyak pengrajin lokal, terutama perempuan. Tidak hanya itu, ia juga berusaha untuk menekan pembuangan sisa kain tekstil dengan mengolah kembali kain sisa menjadi packaging pakaian sehingga dapat mendukung konsep zero waste.

4. Pijak Bumi

tesktil industri
Pijak Bumi

Tidak hanya pakaian, brand footwear juga tidak ingin ketinggalan menerapkan konsep berkelanjutan pada produksi mereka. Pijak Bumi merupakan merek sepatu lokal asal Bandung yang dikenal dengan penggunaan material alami sebagai bahan produknya. 

Bahan alami berupa serat kenaf, recycled ban bekas, kulit kelapa, dan katun organik menjadi hal unik yang membuat Pijak Bumi berbeda dari footwear lainnya. Selain ingin mendukung keberlanjutan dalam bisnis mereka, penggunaan material dari alam tersebut diniatkan agar para pengguna Pijak Bumi dapat seolah-olah merasakan langsung koneksi dengan alam melalui material sepatu yang digunakan.

Kini Pijak Bumi telah berhasil menembus pasar di lima benua, dengan melayani pelanggan hingga ke Jepang dan Eropa. Hal yang lebih membanggakan lagi adalah penghargaan Emerging Designer The MICAM Milano 2020 yang berhasil diraih Rowland Asfales, founder dari Pijak Bumi. 

5. Setali Indonesia

tesktil industri
Setali Indonesia

Penyanyi Andien Aisyah, tidak hanya sukses bernyanyi, namun juga ia berhasil menyulap sisa tekstil menjadi produk yang bernilai. Bersama dengan rekannya Intan Anggita Pratiwie, mereka membangun Setali Indonesia menjadi brand fashion yang turut menerapkan prinsip sustainable di dalam produknya. 

Melalui konsep “Reuse, Repair, Recycle”, Setali berupaya mengurangi sampah sisa produksi dengan cara mendaur ulang sisa kain untuk dimanfaatkan pada produk lain guna memperpanjang masa pakai dan menciptakan nilai tambah.

Dikutip dari Detik Finance, Intan menjelaskan bahwa Setali Indonesia lebih bergerak sebagai recycling artist ketimbang sebagai sebuah brand. Artinya, jika orang-orang ingin mempunya produk dari Setali Indonesia, maka mereka harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan artis mana yang mereka suka produknya. Setali tentu dapat digunakan oleh semua kalangan ya.

6. Imaji Studio

tesktil industri
Imaji Studio

Konsep zero waste diterapkan oleh brand ini di seluruh jenis produk mereka, mulai dari aksesori hingga pakaian ready-to-wear. Tidak hanya itu, Imaji Studio juga memanfaatkan kain tenun yang mengandung serat alami sebagai material pakaian mereka. Pewarnaannya pun berasal dari bahan alami yaitu tumbuhan sehingga aman dan pastinya sustainable.

Untuk mendukung zero waste, mereka berusaha mengurangi sampah tekstil melalui kegiatan upcycling. Sisa kain produksi yang dihasilkan diolah kembali dan di-upgrade menjadi aksesoris yang elegan serta berkualitas. Setiap desainnya juga sangat kental dengan unsur Indonesia seperti pengaplikasian teknik tie-dye yang klasik.

7. Rentique

Melalui niat untuk mewujudkan slow fashion dan menekan timbulan sampah tekstil yang semakin menggunung, Rentique hadir menawarkan alternatif mode yang lebih berkelanjutan. Mereka juga berupaya menghindari pemakaian deterjen berbahan kimia yang dapat membahayakan alam.

Tagline Rent-Wear-Buy menjadi andalan karena selain menyediakan pakaian yang berkelanjutan, Rentique mendukung gaya hidup sustainable & live with less dengan menyediakan layanan sewa pakaian. Tujuannya adalah masyarakat dapat lebih memperhatikan lingkungan sekaligus menghemat budget shopping.

Menerapkan sustainable fashion dapat dimulai dengan langkah sederhana. Dikutip dari Zero Waste Indonesia, langkah tersebut diantaranya adalah dengan merawat pakaian yang dimiliki, membeli hanya jika sangat diperlukan, serta berinvestasi pada pakaian yang berkualitas baik dan nyaman sehingga pakaian dapat dipakai dalam waktu yang lebih lama.

Melalui penerapan mode berkelanjutan, kita dapat sedikit membantu bumi pulih dan meminimalisir sampah tekstil baru yang sulit dikelola. Bagaimana menurutmu? Tertarik mencoba menerapkan prinsip keberlanjutan dalam berpakaian? 

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami