Industry Updates

Upaya Pemerintah Mengurangi Dampak Pencemaran Udara

Tingkat pencemaran udara kian hari kian meninggi. Banyak hal yang menjadi penyebab dari terjadinya pencemaran udara, baik faktor alam maupun buatan. Utamanya adalah akibat bahan kimia berbahaya yang menyebar ke lapisan atmosfer. Berbagai faktor yang menyebabkan pencemaran udara di antaranya adalah pembakaran sampah, kebakaran hutan akibat musim kemarau dan ulah manusia, asap pabrik, hasil letusan gunung berapi, emisi kendaraan bermotor, mobil, dan lain-lain. 

Source: Merdeka.com

Dilansir dari Gramedia.com, emisi kendaraan bermotor menghasilkan polutan terbesar sebanyak 70% karena mengandung banyak zat berbahaya, salah satunya adalah karbon monoksida yang disumbangkan hampir seluruhnya di udara. Pencemaran udara memberikan dampak negatif di berbagai sektor. Tak hanya merusak kesehatan manusia saja, tetapi juga berdampak pada kerugian ekonomi, kehidupan sosial, pertanian, efek rumah kaca, hujan asam, dan rusaknya lapisan ozon. 

Pencemaran Udara bisa Mengurangi Harapan Hidup

Pencemaran udara sangat membahayakan kesehatan manusia. Gas-gas beracun yang dihasilkan dapat menimbulkan berbagai penyakit pernapasan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pencemaran udara adalah penyebab dari sekitar 3,2 juta kasus kematian di bumi. 

Menurut laporan Air Quality Life Index (AQLI), Indonesia disebut menjadi salah satu negara yang tidak memenuhi ambang aman untuk konsentrasi partikel halus sesuai dengan pedoman WHO. Diperkirakan, masyarakatnya bahkan dapat kehilangan 2,5 tahun dari usia harapan hidup. 

Kondisi Udara Kota Besar Indonesia

Organisasi kesehatan tingkat dunia (WHO) menyebutkan bahwa sebanyak 98% perkotaan dengan lebih dari 100.000 penduduk berpenghasilan rendah tidak memenuhi standar kualitas udara yang bersih. Hal ini berarti negara tersebut memiliki masalah pencemaran udara yang cukup tinggi.

Kota-kota besar di Indonesia memiliki lalu lintas yang padat, sehingga terdapat banyak kendaraan beroperasi setiap harinya. Jika kendaraan-kendaraan tersebut tidak diberikan perawatan seperti bahan bakar yang sesuai standar dan kualitasnya buruk, maka dapat berpengaruh pada kadar timbal yang semakin meningkat. Jakarta sebagai wilayah ibu kota bahkan ditetapkan sebagai kota penghasil polutan tertinggi keempat setelah kota Beijing, Mexico dan New Delhi. 

Upaya Pemerintah

Untuk mengatasi dampak negatif pencemaran udara, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Dilansir dari Kompas.com, Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan bahwa Pemprov terus menerus menambah ruang terbuka hijau, perencanaan program pembenahan transportasi, sistem ganjil genap, dan uji emisi bagi kendaraan bermotor. 

Dilansir dari Medcom.id, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membangun dan mengembangkan hutan serta taman kota. Bahkan, sejak tahun 2015 telah dibangun sebuah jaringan sistem pemantau kualitas udara di 26 kota Indonesia, yaitu e-Quality Monitoring System. Selain itu, pemerintah daerah juga menyediakan jalur khusus pejalan kaki dan menetapkan hari bebas kendaraan bermotor. Pemerintah swasta pun memiliki koneksi dengan sejumlah 45 stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami