Perubahan Iklim dalam Sudut Pandang Sepak Bola

Suhu dunia meningkat, masalah kekeringan terus memburuk, dua hal tersebut menjadi bukti bagaimana perubahan iklim masih belum tertangani dengan tepat. Isu yang terus disuarakan para ilmuwan sejak akhir 1950-an ini semakin mengalami peningkatan hingga saat sekarang. Membuat manusia harus segera memikirkan solusi untuk menghentikannya.

Perubahan iklim dunia

Bagaimana Perubahan Iklim Terjadi?

Dikutip dari Gramedia Blog, PBB sendiri mengungkapkan bahwa perubahan iklim terjadi disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan iklim menghasilkan pergeseran kondisi dari cuaca rata-rata suatu tempat selama bertahun-tahun yang mengarah ke keadaan iklim atau cuaca yang tidak stabil.

Penggunaan minyak, gas, dan batu bara yang masif untuk kegiatan rumah, pabrik, dan transportasi dapat meningkatkan gas rumah kaca dan emisi, menyebabkan terjadinya pemanasan global. Pengelolaan sampah yang tidak bertanggung jawab juga dapat ikut menyumbang gas rumah kaca, melalui gas metana dari sampah organik.

Tentu kondisi iklim bumi dapat dipengaruhi oleh faktor alami, seperti perubahan aktivitas vulkanik, keluaran matahari, dan orbit bumi mengelilingi matahari. Namun dibandingkan aktivitas tersebut, efek penambahan gas rumah kaca ke atmosfer memiliki dampak 50 kali lipat lebih dahsyat dari faktor alami.

Dalam sebuah webinar mengenai dampak perubahan iklim pada sepak bola, tiga atlet sepak bola liga papan atas Eropa diundang untuk menjelaskan pandangan mereka bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kegiatan profesi mereka. Dilansir dari Green Sports, webinar ini dilakukan sebagai bagian dari peluncuran inisiatif Football4Climate untuk mendorong kesadaran dan aksi iklim bagi banyak pihak memanfaatkan kekuatan sepakbola.

Tiga atlet ini berasal dari klub yang berbeda-beda. Mari bertemu dengan Sofie Junge Pedersen, Morten Thorsby, dan Arianna Criscione, lalu dengar bagaimana tanggapan mereka mengenai perubahan iklim.

Atlet Sepak Bola Terdampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim nyatanya juga memberi dampak yang sangat dapat dirasakan bagi beberapa orang. Salah satunya adalah bagi atlet yang sering berlatih di bawah terik matahari. 

perubahan iklim sepak bola

Tiga sepak bola berikut ini menjelaskan kepada bagaimana perubahan iklim sangat berpengaruh pada kegiatan mereka sehari-hari. Seperti membuat latihan terhambat, menjadikan pertandingan lebih sulit karena tidak hanya melawan opponent namun juga melawan kondisi cuaca ekstrim, dan lain sebagainya. Ketahui penjelasan mereka berikut ini.

“Latihan dengan Kaki Terbakar” – Sofie Junge Pedersen

Sofie Junge Pedersen merupakan pesepakbola yang bermain untuk Tim Juventus. Ia mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem sangat mempengaruhi permainannya dan seluruh rekan satu timnya. 

Seperti yang terjadi pada sesi pertandingan latihan pramusim di mana suhu yang pada saat itu mencapai 36o C, membuat pemain pusing sampai muncul flek hitam pada pandangan sehingga terpaksa harus beristirahat. Belum lagi ketika panas menyebabkan lantai memunculkan efek terbakar, menyebabkan kaki para pemain lecet dan luka. Alhasil, kegiatan latihan menjadi terhambat dan tidak efektif karena kondisi tersebut menyebabkan ia dan tim harus sering-sering beristirahat menyesuaikan keadaan.

Tidak hanya itu, ketika pertandingan melawan AC Milan, hujan deras menyebabkan lapangan sangat tergenang. Sehingga para pemain tidak bisa menampilkan permainan yang maksimal dikarenakan genangan menghambat laju bola. Kondisi yang serba salah baik saat cuaca panas maupun hujan tersebut sangatlah merugikan banyak orang.

Perubahan iklim yang juga terasa hingga ke sepak bola ini seharusnya menjadi perhatian bagi para atlet. Diperlukan rasa tanggung jawab juga inisiatif memulai untuk mengatasi aksi iklim di sepak bola. Penyebaran pesan diharapkan dapat menggugah hati banyak orang mengingat penggemar sepak bola bisa dibilang punya jumlah yang besar..

“Berlatih Hingga ke Pegunungan” – Morten Thorsby

Morten Thorsby, pemain sepakbola kelahiran tahun 1996 yang pernah tampil satu kali sebagai gelandang timnas Norwegia ini juga punya pengalaman terhadap perubahan iklim. 

Thorsby menceritakan bahwa klub Sampdoria miliknya pernah sempat berlatih di pegunungan untuk menghindari cuaca panas yang ekstrim di Milan. Ia juga menjelaskan bagaimana polusi udara sangat mempengaruhi permainannya. Membuat bola menjadi sulit untuk dipassing dengan akurat karena udara yang tercemar, berdasarkan statistik yang ia ketahui.

Ia menyebut bahwa ada batasan kualitas udara saat berlatih dan bertanding dan game lebih baik tidak dimainkan saat kualitas udaranya sangat buruk. Oleh karena itu, perubahan iklim tidak hanya mempengaruhi lingkungan dan manusia secara umum. Namun juga memberi dampak yang dapat menyulitkan banyak orang bahkan hingga ke bagian terkecil. Perlu kerjasama banyak pihak agar dapat mengurangi hingga mengubah kondisi yang sulit ini.

“Jadwal Latihan yang Berubah-ubah” – Arianna Criscione

Pemain sepak bola asal Paris Saint Germain, Arianna Criscione mengungkapkan bahwa perubahan iklim berpengaruh besar pada jadwal rutin latihannya.

Dijelaskan bahwa cuaca panas yang ekstrim membuat ia dan tim beberapa kali mengubah jadwal latihan. Membuat proses latihannya sedikit terhambat. Selain itu juga, cuaca panas membuat tubuh menjadi lebih letih akibat dehidrasi yang terjadi lebih cepat dibandingkan biasanya. 

Sayangnya, sebagian besar pemain dan staf pelatih belum sadar bahwa hal tersebut adalah bagian dari dampak perubahan iklim. Membuat ia sulit menjelaskan pentingnya upaya mengurangi hal-hal yang memicu perubahan iklim. Seperti mulai mengurangi penggunaan plastik, yang dapat menjadi langkah awal mengurangi perubahan iklim. Dan hal tersebut bisa dimulai dari diri sendiri sebelum pada akhirnya mempengaruhi orang lain. 

Melawan Perubahan Iklim

Perubahan iklim dapat diredam apabila semua pihak dapat turut berkontribusi. Greenpeace melalui kampanyenya mengajak seluruh pemerintah dan perusahaan di dunia untuk segera mengubah praktik kerja dan industri mereka. Praktik tersebut diharapkan dapat mengarah ke kegiatan yang mendukung pemulihan iklim, lingkungan, dan masyarakat.

Mengubah cara manusia dalam beraktivitas, seperti membatasi penggundulan hutan, mengurangi penggunaan energi fosil, serta mengelola sampah secara bertanggung jawab dapat menjadi solusi dalam melawan perubahan iklim.

Waste4Change menyediakan sebuah model edukasi yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan, terutama mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Peserta akan diajak melihat lebih dekat dunia pengelolaan sampah, agar dapat merasakan lebih pentingnya tanggung jawab mereka dalam menciptakan alam yang sehat.

Layanan Akademi Bijak Sampah (AKABIS) menawarkan program berbasis pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di seluruh Indonesia melalui tiga program utama, AKABIS Class, AKABIS Workshop, dan AKABIS Xperience. Ketahui lebih lanjut layanan AKABIS di sini.

Related Post