Industry Updates

Pentingnya Kualitas Air dan Pemantauannya

18 September adalah Hari Pemantauan Air Sedunia, sebuah peringatan yang diperuntukkan untuk menggalang kepedulian publik tentang pentingnya melindungi sumber-sumber air yang ada di seluruh pelosok bumi.

Pada hari ini, orang-orang didorong untuk melakukan sebuah pemantauan atau monitoring sederhana terhadap kualitas air yang ada ada di sekitar mereka dan memasukkan datanya ke dalam bank data internasional

Anda mungkin belum pernah mendengar soal istilah water monitoring sebelumnya, atau mungkin sudah pernah mendengar tapi belum paham betul maksudnya. Jangan khawatir, karena di artikel kali ini kita akan membahas tentang air serta prinsip-prinsip dasar dari kualitas dan pemantauan air.

Air: Salah Satu Kebutuhan Dasar Umat Manusia 

Air adalah salah satu kebutuhan paling fundamental untuk mendukung hajat hidup manusia. Akses terhadap air dan sanitasi bahkan dinobatkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai hak asasi manusia (HAM).

Hal ini tentunya merefleksikan betapa krusialnya air dalam hidup manusia. Meski begitu, umat manusia kini tengah menghadapi tantangan akibat adanya isu terkait sumber dan ketersediaan air yang semakin kesini semakin mendesak dan harus ditangani.

Kredit foto: mrjn Photography/Unsplash

Kelangkaan Air

Tahukan kamu bahwa kurang dari 3% dari air yang ada di bumi merupakan air tawar? Dengan kata lain, 97% air sisanya sulit untuk diakses. Hal ini karena air tersebut berupa air laut yang asin atau air tawar yang terkunci dalam bentuk gletser dan es.

Ya, planet biru kita bisa jadi tidak punya cadangan air tawar sebanyak itu untuk 7 juta manusia (dan masih bertambah) yang mendiaminya

Kelangkaan air bisa berarti kelangkaan dalam bentuk ketiadaan air secara fisik atau tidak adanya akses terhadap air dikarenakan kegagalan institusi dalam menjamin sumber air atau tidak adanya infrastruktur yang memadai itu sendiri.  

Menurut UN Water, “kelangkaan air sudah menimpa setiap benua, dan semakin banyak daerah yang mencapai batas kemampuan mereka dalam menyediakan air yang bisa didistribusikan secara berkelanjutan

Banyak orang harus menempuh jarak yang lumayan jauh untuk mendapatkan air. Kredit foto: Gyan Shahane/Unsplash

Faktanya, lebih dari 2 miliar orang tinggal di negara yang mengalami isu ketersediaan air yang tinggi (UN, 2018). Selain itu sekitar 4 miliar orang, atau hampir ⅔ dari populasi dunia, mengalami kelangkaan air selama minimal 1 bulan dalam setahun (Mekonnen and Hoekstra, 2016).

Fakta ini mencengangkan karena umat manusia bertindak seolah-olah air adalah sumber daya yang tidak terbatas, padahal faktanya tidak begitu. Kita telah terlena dengan air yang selama ini kita nikmati, seolah-olah air tersebut tidak akan pernah habis. Padahal kenyataannya, sumber air kita menghadapi resiko di seantero dunia.

Anak-anak di Sudan Selatan mengambil air menggunakan pompa yang terendam. Sumber foto: UNMIS via UNWater.org

Keamanan Air

Isu lainnya seputar air ialah tentang keamanan air itu sendiri. Air yang terkontaminasi dapat menyebarkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tipus, dan polio. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia(WHO), air yang tidak aman serta sanitasi yang tidak layak menjadi penyebab kontributor signifikan dibalik kematian 485.0000 orang yang disebabkan oleh diare setiap tahunnya.

Infogratis tentang akses air oleh WHO. Sumber: who.org

Tidak hanya itu, sumber air sebanyak 2 miliar orang di dunia diperkirakan sudah tercemar oleh feses. Bakteri, virus, dan parasit bisa masuk ke saluran air dengan banyak cara, mulai dari kebocoran selokan, limbah yang tidak dikelola dan langsung dibuat ke saluran air, sampai pada penanganan dan penyimpanan air yang tidak higienis.

Kualitas Air: Mendefinisikan Air yang Aman untuk Dikonsumsi

Kualitas air dapat didefinisikan sebagai pengukuran kecocokan air untuk kegunaan tertentu, yang biasanya didasarkan pada karakteristik sebagai berikut 

  • Fisik: temperatur, warna, cahaya, sedimentasi yang berada di air 
  • Kimiawi: kandungan oksigen, tingkat keasaman (pH), salinitas, kandungan nutrien, serta kontaminan lain
  • Biologis: bakteri, alga, dan fitoplankton.
Air yang jernih dan tidak keruh menjadi salah satu indikator dalam menilai kualitas air. Sumber foto: wbaconsulting.com

Parameter untuk menilai kualitas air ini tidak hanya relevan untuk memantau air permukaan seperti laut, danau dan sungai, tetapi juga bisa digunakan untuk menilai air tanah dan juga air hasil proses industri.

Pemantauan Air: Mengapa dan Bagaimana

Kegiatan pemantauan air bisa menjawab beberapa pertanyaan mendasar seperti bagaimana kondisi sumber air kita, dan apakah air tersebut aman untuk dipakai melakukan berbagai aktivitas seperti berenang, memancing, irigasi, dan bahkan dikonsumsi.

Pemantauan air menjadi penting untuk mengetahui apakah air yang digunakan sudah aman. Sumber foto: www.awwa.org

Lebih jauh lagi, memantau kualitas air menjadi kian penting karena hal itu bisa membantu ilmuwan untuk memprediksi dan mempelajari tentang siklus alami air serta dampak dari campur tangan manusia terhadap proses natural tersebut. Usaha mengukur kualitas air ini juga bermanfaat untuk membantu proyek-proyek restorasi sumber air dan untuk memastikan bahwa standar lingkungan tertentu sudah terpenuhi.

Pemantauan Air Sederhana

Di hari Pemantauan Air Sedunia, organisasi seperti EarthEcho Water Challenge mendorong orang-orang untuk melakukan pemantauan air sederhana terhadap sumber-sumber air di sekeliling mereka.

Mereka menyediakan perlengkapan tes yang bisa dipesan dan digunakan untuk memantau sumber-sumber air. Dengan perlengkapan pemantauan yang disediakan tersebut, ada 4 karakteristik air yang bisa diukur

  • Suhu (dalam Celcius): Organisme air seperti ikan, serangga, dan siput sensitif terhadap perubahan suhu air. Karenanya, mereka membutuhkan suhu tertentu untuk bisa bertahan hidup. Selain itu suhu juga berpengaruh terhadap jumlah kandungan oksigen yang terkandung dalam air. 
  • Kekeruhan (dalam satuan JTU): Tingkat kekeruhan adalah pengukuran tingkat kejernihan air, tapi tidak sama dengan warna. Air yang keruh bisa jadi akibat erosi tanah, limpasan dari area perkotaan, perkembangan alga, serta gangguan pada sedimen di dasar.
  • Kandungan Oksigen yang Terlarut (dalam PPM atau PPT): Kandungan oksigen, atau biasa disebut DO, penting untuk kehidupan ekosistem akuatik. Kebanyakan makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, badan air yang memiliki kadar oksigen yang tinggi dalam waktu yang konsisten cenderung menunjukkan lingkungan yang sehat dan stabil.  
  • pH: pH adalah pengukuran keasaman air. Skala pH yaitu dari angka 0 (sangat asam) sampai 10 (sangat basa), dengan angka 7 yang menandakan pH netral. Organisme akuatik membutuhkan tingkat pH tertentu dan bisa jadi terdampak hebat jika tingkat pHnya terlalu rendah atau tinggi. Biasanya makhluk hidup bisa hidup di tingkat pH 6.5 sampah 8.0.
Contoh lembar pengukuran untuk memonitor kualitas air. Sumber: EarthEcho Water Challenge Monitoring Kit Instructions

Melindungi Sumber Air Kita

Sekarang setelah kita mengetahui soal pentingnya kualitas serta pemantauan air, apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu melindungi sumber dan badan air yang ada disekitar kita?

1. Gunakan dan Buang Limbah B3 Dengan Benar

Jangan membuang limbah dan sampah B3 Anda ke dalam saluran air, selokan, maupun ke tanah. Hal ini bisa mencemari tanah, air tanah, dan juga air permukaan yang ada di dekat area Anda.

Buanglah sampah B3 dengan cara yang benar. Sumber: wikihow.com

Contoh sampah yang berbahaya jika dibuang sembarangan yaitu minyak, sisa cat, cairan pembersih, serta beberapa jenis obat. Daripada membuangnya secara sembarangan, cari tahu cara untuk membuang sampah-sampah tersebut secara aman dan tepat, baik untuk kebaikan Anda dan lingkungan.

Cari tahu soal perusahaan atau organisasi yang menerima sampah tersebut dan bisa mengelolanya secara bertanggung jawab. Minyak jelantah misalnya, bisa dikirimkan ke Waste4Change lewat layanan Send Your Waste untuk diubah menjadi biodiesel.

2. Batasi Penggunaan Bahan Kimia untuk Kebun dan Tanaman

Berhati-hatilah terhadap pupuk yang Anda gunakan di kebun Anda dan mulailah beralih ke opsi yang lebih alami dan aman.

Ada banyak pupuk yang sederhana namun efektif untuk tanaman kesayangan Anda yang tidak merusak lingkungan, misalnya pupuk kompos hasil penguraian sampah organik, atau bahkan bahan-bahan alami seperti cangkang telur.

3. Rawat Septic Tank Anda Secara Berkala

Septic tank yang tidak berfungsi dengan baik akan melepas virus, bakteri, dan bahan-bahan kimia berbahaya ke akuifer serta saluran air. Rata-rata septic tank setiap rumah tangga harus dicek setidaknya sekali setiap 3 tahun oleh jasa septic tank yang profesional. Selain itu, septic tank biasanya disedot setidaknya setiap 3 sampai 5 tahun.

4. Terlibat dalam Kegiatan/Acara

Setelah pandemi ini usai, Anda juga bisa bergabung dalam kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar Anda atau bahkan berpartisipasi dalam kegiatan pemantauan air (jika ada). 

Coba untuk mendaftar menjadi sukarelawan di komunitas Anda, atau coba adakan kegiatan kecil-kecilan jika belum ada.

Anda bisa mencoba bergabung di kegiatan pemantauan air yang ada di lingkungan sekitar Anda. Sumber gambar: http://ourcanadaproject.ca/place/carden-water-quality-monitoring/

Aktivitas kolektif seperti kegiatan bersih-bersih menjadi momentum penting untuk menggalang kepedulian dan dukungan terhadap isu-isu yang menjadi perhatian Anda.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami