Tren kecantikan terus berkembang dari zaman ke zaman dan semakin bervariasi jenisnya hingga kini. Jika ditilik dari sejarahnya, kosmetik sudah digunakan sejak zaman Mesir kuno dan terus berinovasi. Di balik pesatnya perkembangan industri kecantikan ini, ada masalah serius yang harus segera ditangani yakni persoalan sampahnya. Mulai dari sampah sisa produksi sampai soal pengemasan.

Seperti yang kita ketahui, produk-produk skincare dan kosmetik banyak yang menggunakan wadah berbahan plastik. Melansir data dari laman Plastic Pollution Coalition, secara global industri perawatan diri dan kecantikan memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun. Parahnya, sebagian besar wadah kemasan tersebut tidak dapat didaur ulang. Semakin menambah tumpukkan sampah yang di Tempat Pembuangan Akhir.
Fakta tentang Wadah Bekas Skincare
Tidak semua jenis plastik bisa menjadi wadah skincare. Sebagian besar wadah skincare dan kosmetik umumnya menggunakan jenis plastik berkode 1 (PET; polyethylene terephthalate) dan kode 2 (HDPE; high-density polyethylene). Melansir dari laman Alodokter, dua jenis plastik ini dianggap bisa menjaga stabilitas kandungan skincare dan kosmetik. Selain itu, dua jenis plastik ini dikategorikan dalam jenis plastik yang mudah didaur ulang. Tapi, terkadang ada produk skincare yang menggunakan jenis plastik lain, seperti plastik dengan kode 5 (PP; polypropylene) yang mana daur ulang plastik ini cukup sulit. Untuk mengetahui jenis plastik wadah skincare, Anda bisa melihatnya di bagian bawah kemasan, ada logo segitiga daur ulang plastik dan angka.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tidak semua jenis plastik bekas wadah skincare bisa didaur ulang. Tapi, ada wadah bekas yang bisa digunakan kembali, seperti kode 2 dan 5. Jika memiliki wadah bekas skincare dengan kode ini, Anda bisa memakainya kembali dengan syarat sudah membersihkannya dengan baik. Sedangkan untuk wadah bekas skincare degan kode 1, tidak aman untuk digunakan kembali karena plastik jenis ini dikhususkan untuk sekali pakai. Kode jenis plastik di wadah skincare ini tidak hanya berguna untuk memisahkan mana botol mana yang bisa didaur ulang dan mana yang susah, tapi juga untuk mengetahui keaslian produk.
Sampah Plastik Bekas Skincare di Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, dan sebanyak 3.2 juta berakhir di laut. Pada 2019 lalu, Indonesia menjadi negara nomor dua penyumbang sampah plastik paling banyak, yakni sebanyak 3.21 juta metrik ton per tahun, dilansir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sampah wadah plastik skincare juga termasuk di dalam angka tersebut. Tim Kampanye Waste4Change, Silviana Chandra mengatakan jika saat ini sampah plastik bekas dari industri kecantikan mencapai 6.8 juta ton dan 70 persennya tidak terolah dengan baik.



Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, mengingat sistem pengelolaan sampah di Indonesia masih belum efektif. Ditambah dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat hingga kebijakan terkait permasalahan sampah yang kurang tegas. Jika sampah plastik bekas skincare dan kosmetik tidak ditangani dengan benar, dapat mencemari lingkungan. Bukan hanya soal kemasannya saja, tapi juga kandungan bahan skincare yang masih tersisa di wadahnya. Botol plastik bekas skincare akan terus menumpuk jika tidak dibarengi dengan daur ulang plastik dan solusi penanganan lainnya. Sedangkan sisa-sisa skincare yang masih tertempel di wadahnya, mengandung bahan kimia yang bisa mencemari tanah dan air. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan sampah skincare yang tepat.
Upaya Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik Bekas Skincare
Daur ulang plastik menjadi salah satu solusi dalam mengatasi persoalan ini, tapi tidak bisa dijadikan satu-satunya cara dan harus dibarengi dengan peran serta pemerintah, swasta, juga masyarakat. Terutama terkait dengan industri kecantikan yang diperkirakan akan terus berkembang dan makin diminati. Sejauh ini, Waste4Change memiliki beberapa program daur ulang, termasuk daur ulang plastik bekas skincare, yaitu In-store Recycle.
Melalui In-store Recycle, sampah berlabel brand akan dikelola untuk didaur ulang denga tujuan menghindari produk disalahgunakan. Program kerja sama daur ulang plastik dan sampah anorganik lainnya ini direkomendasikan untuk pemilik bisnis dan brand.
Selain itu, Waste4Change juga memiliki program daur ulang plastik bekas skincare, Send Your Waste. Masyarakat bisa mengirimkan wadah bekas skincare untuk didaur ulang. Sebelum mengirimkannya, lakukan pemilahan, mengisi form yang disediakan, mengemas dan kirim ke alamat yang tertera.