Mikroplastik: Sumber, Jenis, hingga Bahayanya bagi Lingkungan

Mikroplastik adalah partikel plastik berdiameter kurang dari 5 mm (lima milimeter) yang berasal dari produk-produk berbahan dasar plastik atau pecahan dari plastik besar. 

Partikel ini terdiri dari atom karbon dan hidrogen terikat bersama dalam rantai polimer dan diperuntukan untuk pembuatan produk-produk komersial.

mikroplastik adalah
Plastik mencemari lautan
[Sumber: Unsplash/Naja Bertolt Jensen]

Dikarenakan mikroplastik digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan produk, maka tentunya ada banyak partikel mikroplastik yang bertebaran setiap harinya.Hal ini dikarenakan mikroplastik terlepas dari produk tersebut ketika pemakaian atau ketika masa produksi.

Mikroplastik yang terlepas nantinya akan larut dalam air atau terbang ke udara dan akan menumpuk. Tumpukan ini semakin lama semakin banyak dikarenakan masa penguraian mikroplastik yang memakan waktu ratusan tahun. 

Fenomena ini tentunya akan berdampak buruk bagi lingkungan karena akan membuat makhluk hidup seperti manusia dan hewan yang akan terkontaminasi mikroplastik di lingkungannya.

Sumber Penyebaran Mikroplastik 

Mikroplastik pada dasarnya dihasilkan dari pembuatan serta pemakaian beberapa produk yang berbahan plastik. Menurut United Nations Environment Programme dari noaa.gov, mikroplastik sudah muncul semenjak lima puluh tahun lalu di dalam produk perawatan tubuh.

Mikroplastik yang ada dalam produk perawatan tubuh seperti berbagai produk kecantikan dan pasta gigi tersebar dengan cara larut dalam air yang digunakan untuk membasuh permukaan kulit setelah penggunaan produk tersebut. Air basuhan tersebut nantinya akan membawa mikroplastik ke saluran pembuangan air dan akan berakhir di lautan.   

Selain produk perawatan tubuh, masih ada produk lain yang menyebarkan mikroplastik ke lingkungan. Terdapat beberapa kategori produk yang menyumbang partikel mikroplastik terbanyak. Berikut diantaranya!

  1. Produk Berbahan Kain Sintetis

Produk dalam kategori ini memiliki serat mikro akrilik, polietilen, atau polyester dalam jumlah besar. Serat-serta tersebut bisa menjadi partikel mikroplastik dan proses penyebaran mikroplastik ini bukan berasal dari proses pembuatan. Melainkan, produk berbahan kain sintetis akan melepaskan sel mikroplastik nya ketika dalam proses pencucian.

  1. Ban 

Karet ban yang mengandung polimer akan terpisah ketika ban mulai digunakan dan bergesekan langsung dengan aspal. Karet ban yang sudah terlepas tersebut nantinya akan berceceran di aspal dan mulai tertiup angin dan hujan sehingga bisa mencemari udara.

  1. Marka Jalan

Mikroplastik juga bisa berasal dari pelapukan jalan serta pengikisan jat marka jalan. Debu yang menjadi mikroplastik tersebut nantinya juga akan tertiup angin dan menyebar ketika terkena hujan dan bisa menjadi salah satu faktor pencemaran udara.

  1. Microbeads

Mikroplastik juga dapat berasal dari bahan berupa microbeads yang umum digunakan dalam produk perawatan. Microbeads juga bisa membantu perawatan mulut. Menurut laman Beat the Microbead, lapisan polietilen yang biasa ditemukan di pasta gigi berfungsi intuk memoles gigi, mengurangi bau mulut, atau menghilangkan bau mulut.

Jenis Mikroplastik

Mikroplastik sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu primer dan sekunder. Berikut penjelasannya!

  1. Mikroplastik Primer

Mikroplastik primer adalah partikel mikroplastik yang digunakan untuk membuat produk komersial seperti jaring ikan dan produk kosmetik.

Asal muasal penyebaran mikroplastik primer di lingkungan mayoritas berasal dari bekas pemakaian produk yang laris terbawa air dan udara.

Mikroplastik dapat terlepas ketika kita mencuci produk yang mengandung mikroplastik dengan terbawa air bekas cucian dan terbuang ke selokan. 

Selain itu, mikroplastik juga bisa tersebar dari  tumpahan hasil dari produksi produk tersebut ketika di pabrik.

  1. Mikroplastik Sekunder

Berbeda dengan mikroplastik primer yang berasal langsung dari produk komersial, mikroplastik sekunder berasal dari sampah-sampah berbahan plastik yang sudah berserakan di lingkungan.

Sampah-sampah tersebut akan mengeluarkan partikel-partikel mikro plastiknya yang akan bertebaran di lingkungan. Hal ini disebabkan adanya proses pelapukan yang berasal dari radiasi sinar ultraviolet serta hembusan angin kencang.

Dampak Mikroplastik

Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dan hampir tidak dapat terlihat secara jelas di mata manusia membuatnya berpotensi membahayakan lingkungan juga kesehatan.

Berakhir tidak tertangani dan mencemari lingkungan

Si kecil mikroplastik tersebut nantinya akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Namun nyatanya melansir dari CNN, sekitar 18% sampah plastik berakhir di lingkungan.

Sampah plastik tersebut nantinya akan terpecah menjadi partikel plastik kecil yang akan mengendap di lingkungan. Hal ini tentunya berbahaya bagi keberlangsungan lingkungan tersebut karena masa penguraian plastik yang mencapai ratusan hingga ribuan tahun.

Fenomena endapan mikroplastik ini tampaknya akan terus terjadi di beberapa tahun kedepan seiring dengan terus berjalannya produksi plastik.

Melansir dari Statista, tahun 2021 saja sudah ada 399.7 juta ton plastik yang diproduksi. Environment Agency mencatat sebanyak 145,000 ton mikroplastik yang bertebaran ditahun yang sama.

Mikroplastik yang tersebut akan berakhir di lautan atau di udara. Tercatat menurut Technology Networks, sudah ada 24.4 triliun mikroplastik dengan total berat mencapai 83,000 sampai 572,000 ton.

Membahayakan Makhluk Hidup

Jumlah ini tentunya sudah cukup untuk mencemari lautan dan juga biota yang hidup di sekitarnya. Penelitian sudah banyak menemukan mikroplastik yang masuk dalam tubuh makhluk hidup laut.

Dikarenakan ukuran yang kecil, mikroplastik nantinya akan dikira sebagai plankton dan menjadi santapan ikan. Britannica menyebutkan pada tahun 2018 lalu mikroplastik telah ditemukan di dalam tubuh di lebih dari 114 spesies hewan laut.

Selain lautan, mikroplastik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya polusi udara. Fenomena ini biasanya terjadi di kota-kota besar dimana aktifitas yang menggunakan plastik cukup banyak.

Mikroplastik yang adalah hasil dari pecahan produk yang memiliki unsur plastik ini nantinya akan terbang ke udara tertiup angin dan mencemari udara. 

Studi juga menyebutkan bahwa mikroplastik dapat bertahan selama enam sampai enam setengah hari mengombang-ambing di udara.

Partikel mikroplastik tersebut nantinya sangat berbahaya untuk kesehatan manusia karena akan mengganggu kesehatan pernapasan manusia.

Hal ini dikonfirmasi oleh Dr Mohammad Islam yang merupakan peneliti dan insinyur di University of New South Wales di Sydney, Australia.

“Pertama kalinya di tahun 2022. Penelitian menemukan mikroplastik sudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan bahaya kesehatan pernapasan yang serius,” ucapnya dikutip dari phys.org

Related Post