Mengenal Furoshiki, Metode Pembungkus Kain Jepang

Furoshiki adalah kain pembungkus tradisional khas Jepang berbentuk persegi yang ramah lingkungan dan umumnya digunakan untuk membungkus kado, membawa barang-barang, atau sekadar menjadi dekorasi.

Furosiki. Seni membungkus dengan kain

Furoshiki juga mengacu pada seni dan atau teknik membungkus barang dan hadiah dengan menggunakan kain sebagai pengganti kertas kado. Istilah Furoshiki berasal dari dua kata, yaitu “Furo” dan “Shiki” yang berarti “Mandi” dan “Menyebarkan”. 

Kain Furoshiki biasanya terbuat dari bahan dasar katun, nilon, sutra, atau rayon. Berbagai macam desain dan ukuran tersedia, sehingga orang dapat memilih Furoshiki berdasarkan selera mereka maupun selera penerima. 

Sejarah Furoshiki 

Furoshiki berasal dari Jepang sekitar 710 SM selama periode Nara. Selama periode ini berlangsung, kain yang membungkus suatu benda dijuluki sebagai tsutsumi, yang berarti “paket” atau “hadiah”. 

Kain ini utamanya digunakan untuk membungkus barang dan harta penting yang ditemukan di kuil-kuil Jepang. Selama periode Heian yang berlangsung dari 794 hingga 1185, kain tersebut dijuluki koromo utsumi, dan sebagian besar digunakan untuk membungkus pakaian. 

Barulah selanjutnya, nama Furoshiki resmi digunakan pada masa Muromachi, yang berlangsung dari 1136 hingga 1573. Konon, pada masa ini terdapat seorang Shogun yang memiliki tempat permandian besar di kediamannya dan mengundang para penguasa feodal untuk tinggal dan menggunakan fasilitas tersebut. 

Ilustrasi Permandian Jepang. Sumber: i.ebayimg.com

Para tamu akan membungkus kimono mereka dengan kain Furoshiki ketika mereka mandi agar tidak membingungkan satu sama lain. Tidak jarang, pakaian itu dihiasi dengan lambang keluarga dan lencana yang menandakan siapa diri mereka sesungguhnya. Tidak sedikit yang berdiri di atas kain sembari mengeringkan setelah mandi usai, hal inilah yang menjadi asal usul kata “mandi menyebar”

Sejak saat itu, Furoshiki langsung menjadi populer di antara semua lapisan masyarakat, karena tempat permandian yang telah menjadi area khusus untuk mandi, bersantai, dan bersosialisasi. Tanpa memerlukan waktu lama, kebiasaan ini meluas ke hal lain seperti pembungkus buku, hadiah, dan merchandise

Furoshiki bisa dihias dengan ornamen alam agar terlihat lebih cantik.

Pada tahun 2006, Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Yuriko Koike, bahkan mempromosikan kain Furoshiki dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik. Jika kalian suka menonton anime, kalian mungkin kerap memperhatikan bahwa Furoshiki telah populer di kalangan anak sekolah Jepang, bahkan orang dewasa yang bekerja, untuk membawa kotak bento

Furoshiki juga bisa digunakan untuk membungkus kotak bento. Sumber: babyccinokids.com/

Mengapa Kita Mempertimbangkan Penggunaan Furoshiki

Ramah lingkungan

Karena pembungkusnya sendiri dapat digunakan kembali, Furoshiki adalah alternatif yang lebih  berkelanjutan untuk kertas pembungkus tradisional. Ingat, tas dan kotak kado berlapis plastik memiliki kemungkinan lebih besar untuk terbuang begitu saja di tempat sampah

Serba guna

Hadiah yang dibuat sendiri tidak harus selalu berbentuk kotak pada umumnya. Dengan menggunakan Furoshiki, kalian dapat membungkus kado atau barang apapun tanpa harus ambil pusing mengenai bentuknya, selama kain yang kalian miliki cukup besar atau lebar. 

Furoshiki dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sumber: blog.spoonflower.com

Nyaman dan Ekonomis

Jika kalian termasuk tim yang selalu menggunakan apa yang sudah ada di rumah, maka teknik Furoshiki akan menghemat banyak uang dan sumber daya. Saatnya ucapkan selamat tinggal pada bubble wrap dan pita perekat. 

Beberapa gaya Furoshiki. Sumber: 1millionwomen.com.au

Menerapkan teknik Furoshiki bahkan sekaligus dapat membantu merapikan lemari pakaian kalian dan memanfaatkan kain tua yang sudah tidak terpakai.

Bagaimana Cara Membuatnya?

Hal pertama dan terpenting yang kalian butuhkan untuk membuat Furoshiki adalah kain berbentuk persegi.

Aspek lain yang mungkin perlu diperhatikan adalah jenis kain yang akan digunakan, sebab kain tipis tidak akan cukup kuat untuk menahan barang, selain itu jika terlalu tembus pandang dapat memperlihatkan isi yang ada di bagian dalam. 

Tip untuk Pembungkus Kado Furoshiki

Kain yang tergolong ideal, meerupakan kain yang cukup kuat dan tebal untuk membungkus benda, tetapi tidak terlalu tebal sehingga akan sulit untuk mengikatnya di bagian ujung. Kain berbahan dasar katun adalah pilihan yang umum dan tahan lama. 

Namun, jangan buru-buru merasa bahwa kalian harus membeli kain yang baru untuk Furoshiki. Sebab, kami berani mengatakan bahwa kalian sangat mungkin menemukan kain di rumah yang sesuai dengan kebutuhan. 

Berikut adalah beberapa jenis kain yang bisa kalian gunakan: sapu tangan, bandana, taplak meja, syal, kain serbet, sprei atau bantal, atau bahkan sisa kain dari berbagai aktivitas kalian. Bahkan, kalian dapat bertanya pada penjahit langganan! 

Setelah kalian menemukan kain yang tepat, sekarang adalah saatnya untuk mulai membungkus. Di bawah ini merupakan teknik untuk membungkus barang secara bertahap.

Teknik membungkus Furoshiki
Teknik membungkus Furoshiki

Bijak Kelola Sampah Tekstil

Meskipun bisa digunakan berulang kali, tekstil, terutama yang memiliki bahan campuran plastik, merupakan salah satu jenis sampah yang sulit didaur ulang. Disarankan untuk menerapkan konsep 3R (Reduce-Reuse-Recycle) demi mengurangi sampah tekstil sedari awal. Baik kemasan plastik maupun kemasan tekstil sama-sama praktis, namun jika tidak dikelola secara bijak, dapat menjadi masalah bagi kita ke depannya.

Saat ini Waste4Change hanya menerima sampah tekstil untuk klien perusahaan/brand via jasa Material & Document Destruction. Lewat jasa Material & Document Destruction, sampah tekstil dikelola dengan optimal dan diproses menggunakan teknologi RDF agar tidak berakhir ke TPA>

Terima kasih sudah bijak kelola sampah.

Baca artikel versi Bahasa Inggris/English version di sini.

Referensi:

https://www.invaluable.com/blog/furoshiki/

https://wellnessmama.com/318001/furoshiki-wrap/

Related Post