Industry Updates

Menengok Layanan Pengolahan Sampah di Indonesia, Sudahkah Optimal?

Saat ini, pengelolaan sampah di Indonesia dinilai masih sangat kurang efektif. Timbulan sampah menumpuk menimbulkan banyak masalah baru. Seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Jogja. Pengolahan sampah di sini kerap kali jadwalnya tidak menentu akibat banyaknya gunungan sampah yang belum teratasi.

Melansir dari jurnal Municipal solid waste management in Indonesia: status and the strategic actions (Chaerul et al., 2007), permasalahan pengolahan di Indonesia di antaranya karena kurangnya dasar hukum yang tegas, tempat pembuangan sampah tidak memadai, kurangnya tindakan pengomposan, dan sistem pengelolaan di TPA yang kurang tepat. Padahal layanan pengolahan sampah tersebut menjadi salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan sampah nasional.

Sejumlah-wanita-di-Sidoarjo-mengolah-sampah-organik-untuk-pakan-ternak-640x360
Source: FaktualNews.Co

Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk memberikan layanan pengolahan sampah yang baik bagi masyarakat. Beberapa di antaranya seperti membuat peraturan tentang pengelolaan sampah di antaranya UU No. 18 Tahun 2008, dan melakukan kerja sama dengan pihak-pihak swasta. Berbagai upaya lain juga terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan layanan pengolahan sampah nasional.

Fakta Menarik Pengolahan Sampah di Indonesia

Bank Sampah Berkontribusi 1.7 Persen dalam Penanganan Sampah Nasional

Kirim Sampah ke Bank Sampah, Ini Daftarnya
Menimbang sampah yang bernilai besar di Bank Sampah. Sumber: dokumentasi tim EcoRanger

Bank sampah menjadi salah satu program yang diharapkan mampu berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Layanan pengolahan sampah ini sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Melansir dari laman resmi Pemerintah Indonesia, ada lebih dari 10 ribu bank sampah yang berkontribusi dalam penanganan sampah nasional. Meskipun kontribusi yang diberikan bank sampah masih cukup rendah, yakni 1.7 persen, peran bank sampah tak bisa disepelekan. Melalui bank sampah, masyarakat diharapkan mampu memilah sampahnya dengan baik. Selain itu, sistem bank sampah juga mudah diterima oleh masyarakat.

Budidaya Maggot sebagai Pengurai Sampah

Selain bank sampah, ada upaya unik yang dilakukan pemerintah, yakni budidaya Maggot. Seperti yang diketahui, hampir separuh jenis sampah di Indonesia adalah sampah organik sisa makanan. Maggot atau belatung atau larva dari lalat merupakan salah satu pengurai yang mampu menguraikan sampah organik. Melansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, upaya ini sudah dilakukan oleh Pemkot DKI Jakarta.

Maggot sendiri mampu menghabiskan hingga tiga kilogram sampah organik setiap harinya. Layanan pengolahan sampah di daerah lain mungkin juga bisa mencontoh budidaya maggot ini, agar sampah organik (terutama sisa makanan) bisa terurai dengan baik.

Rencana Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL)

Layanan pengolahan sampah yang saat ini tengah dikembangkan pemerintah adalah Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Melansir dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, direncanakan ada dua lokasi PSEL, yakni di PSEL Benowo Kota Surabaya dan PSEL Putri Cempo Kota Solo.

PSEL dipilih sebagai inovasi pengolahan sampah karena dianggap mampu mengatasi permasalahan sampah di Indoensia dengan cepat dan ramah lingkungan. Teknologi yang akan dipilih adalah teknologi thermal (Gasification, Combustion, Pyrolysis, Plasma Arc). Walau belum beroperasi, pemerintah juga harus memastikan jika rencana ini sudah terintegerasi dari hulu ke hilir.   

Negara dengan Layanan Pengolahan Sampah yang Baik

Meski belum optimal, berbagai upaya mengolah sampah sudah sebisa mungkin dilakukan Indonesia. Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta terus berinovasi untuk mewujudkan layanan pengolahan sampah yang baik, ramah lingkungan dan mudah diakses masyarakat. Perlu waktu yang tak singkat untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah terpadu dan ramah lingkungan.

Jerman, sebagai salah satu negara yang terkenal dengan pengelolaan sampahnya terbaik di dunia. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi sampah menjadi sumber energi bermanfaat, Jerman butuh waktu kurang lebih dua dekade. Tapi hasilnya tidak sia-sia. Kini, Jerman berhasil mengurangi total sampah nasional mereka sebesar 1 juta ton dengan menerapkan skema daur ulang. Melansir dari jurnal Waste Management in Germany- Development to a Sustaianble or Circular Economy? perindustrian di Jerman kini sudah menggunakan bahan mentah dari sampah sebanyak 14 persen.

Selain Jerman, Korea Selatan juga dikenal dengan layanan pengolahan sampah yang ketat. Korea Selatan menerapkan Volume-based Waste Fee (VBWF) dalam pengelolaan sampah mereka. Tidak hanya itu, mereka juga menerapkan peraturan yang ketat terkait pemilahan sampah. Jika membuang sampah dicampur, antara organik dan anorganik, pelanggar bisa dikenakan denda.

Jerman dan Korea Selatan hanyalah beberapa contoh dari banyaknya negara dengan layanan pengolahan sampah yang baik dan patut untuk dicontoh. Indonesia yang masih menerapkan sistem pengelolaan sampah konvensional, bisa mencontoh dua negara ini untuk mewujudkan program Indonesia Bersih 2025. Walau begitu, perlu pengkajian lebih lanjut, apakah dua metode pelayanan pengolahan sampah tersebut bisa diterapkan di kondisi Indonesia saat ini. 

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami