Industry Updates

Darimana Sumber Utama Sampah Di Lautan?

Kehadiran sampah adalah salah satu permasalahan pelik di lingkungan. Sebab faktanya, ketersebaran sampah di muka bumi ini bukan hanya ditemukan pada lahan tanah saja. Melainkan, sampah juga banyak ditemukan pada perairan laut. Sampah di laut pada tahun 2019 berdasarkan data dari International Coastal Cleanup (ICC) menunjukkan jumlah berat mencapai 10.584.041 kilogram. Dari berat tersebut, 9 dari 10 jenis sampah yang ditemukan adalah berbahan dasar plastik.

sampah di laut
Sampah di lautan

Menyadari kondisi sampah di laut yang sangat memprihatinkan, diperlukan upaya dari berbagai pihak secara terus menerus untuk menanggulanginya. Dalam rangka mewujudkan upaya penanggulangan sampah laut, penting adanya kesadaran mengenai sumber dan dampak dari adanya sampah laut atau marine debris dan apa upaya yang dapat dilakukan bersama.

Sumber Penghasil Marine Debris

Merujuk pada the National Geographic, sampah laut atau marine debris adalah kumpulan sampah yang berakhir di samudra, laut, dan area air luas lainnya. Sampah tersebut berakhir di perairan melalui berbagai cara, baik itu pembuangan sampah sembarangan secara sengaja atau terbawa oleh arus air dan faktor cuaca (seperti angin dan badai).

Sejalan dengan pengertian tadi, the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mendefinisikan marine debris sebagai suatu bahan padat persisten yang diproduksi atau diproses baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau dibiarkan mengalir ke lingkungan laut. Sampah laut tersebut memiliki potensi untuk menciderai kehidupan biota laut dan keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan.

Sementara itu, menurut Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, marine debris adalah suatu sampah yang berasal dari daratan, badan air, dan pesisir  yang mengalir ke laut atau sampah yang berasal dari kegiatan di laut. Kepadatan dari sampah di laut ini beragam dari suatu lokasi ke lokasi lainnya. Kepadatan tersebut banyak dipengaruhi olehh kondisi perairan, kegiatan manusia, karakteristik materi sampah dan faktor lainnya.

Sampah di laut secara umum berasal dari 2 sumber utama, yaitu dari aktivitas manusia di sekitar pantai/laut, dan dari sampah daratan yang terbawa oleh angin atau arus air.

Merujuk pada NOAA (2015), penghasil utama marine debris adalah dari aktivitas organik dan aktivitas alam. Seperti contohnya dari aktivitas wisata pantai, aktivitas nelayan, terbawanya sampah dari daratan oleh faktor cuaca, serta sampah yang dibawa oleh arus industri.

Sumber penghasil sampah laut juga dijelaskan oleh United Nation Environmental Program (UNEP). Menurut UNEP, sampah laut atau marine debris banyak dihasilkan oleh perilaku manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja. Menurut UNEP, sumber terbesar adalah dari kegiatan berbasis lahan, seperti limbah yang hasil rekreasi pantai, kegiatan industri perikanan dan galangan kapal.

Di samping itu, UNEP juga mengkonfirmasi faktor alam sebagai sumber penghasil marine debris. Seperti contohnya badai, banjir, dan kondisi alam lainnya yang mengakibatkan sampah pesisir terbawa oleh arus laut hingga tenggelam dan mengendap ke dasar.

Tumpukan sampah plastik yang mencemari laut. Sumber: solomonstarnews.

Secara keseluruhan, UNEP dapat menyimpulkan bahwa penyebab sampah laut adalah bersumber dari budaya aspek mullti-sektoral, seperti praktik yang buruk dalam mengelola limbah padat, kurangnya infrastruktur, pemahaman yang tidak memadai di antara masyarakat tentang konsekuensi potensial dari tindakannya, sistem hukum dan penegakan hukum yang tidak memadai, dan kekurangan sumber daya keuangan.

Kabar buruknya, berdasarkan artikel dari NOAA yang diunggah pada laman situs resminya di tahun 2021, menunjukkan fakta bahwa saat ini tidak ada satupun tempat di muka bumi yang dapat terhindarkan dari permasalahan sampah laut. Hal tersebut karena banyaknya sumber penghasil marine debris yang sangat mudah terlimpahkan ke laut dan perairan luas.

Dampak dari Marine Debris

Permasalahan sampah di laut menghasilkan dampak yang masif karena material sampah didominasi oleh bahan plastik yang sulit untuk terurai. Data dari Konferensi Laut PBB di New York, Amerika Serikat pada 2017 menunjukkan bahwa limbah plastik yang terdapat di lautan telah membunuh sekitar 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia laut, dan sejumlah ikan dan kura-kura setiap tahunnya.

Sementara itu, penelitian dari  World Wild Fund (WWF) Indonesia menunjukkan data bahwa sebanyak 25% spesies ikan laut telah mengandung partikel mikroplastik. Bahan mikroplastik tersebut didapatkan dari marine debris yang berukurang <5mm dan dikonsumsi oleh plankton yang merupakan sumber makanan utama ikan di lautan.

Anjing laut yang terjebak di jala ikan yang ditinggalkan begitu saja di laut. Kredit foto: tedxgp/Flickr
Anjing laut yang terjebak di jala ikan yang ditinggalkan begitu saja di laut. Kredit foto: tedxgp/Flickr

Berbicara mengenai Indonesia, data dari Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa setiap tahunnya diperkirakan lautan Indonesia menerima sekitar 70 – 80% sampah plastik dari sisa konsumsi manusia. Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah plastik yang merugikan ekosistem dan biota laut.

Contoh berikutnya dari bahaya sampah plastik terhadap biota laut adalah ditemukannya beberapa hewan laut yang terjerat sampah plastik. Seperti contohnya kura-kura yang terjerat ikatan plastik dan berujung pada kecacatan bahkan kematian. Selain itu, plastik yang bersifat fleksible seperti lembaran plastik memiliki potensi untuk menyumbat organ tubuh hewan laut dan menimbulkan infeksi.

Di samping dampaknya terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati laut, sampah di laut juga menghasilkan kerugian secara ekonomi. Seperti pernyataan dari U.S Fish and Wildlife Service di tahun 2019 yang mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi dari marine debris teridentifikasi dari peningkatan pengeluaran untuk pembersihan pantai, berkurangnya potensi citra pariwisata, penurunan hasil industri penangkapan ikan, serta juga mempengaruhi budidaya ikan dan budidaya pesisir.

Menanggapi hal tersebut, khususnya di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan PP No.19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut. Peraturan tersebut mengatur tentang mekanisme pengurangan pencemaran laut, termasuk ke dalamnya adalah tentang pembentukan Tim Koordinasi Nasional terhadap penanganan sampah di laut. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga turut berpartisipasi secara aktif dalam upaya menanggulangi isu marine debris di Indonesia. Selanjutnya, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 83  tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang berisi misi reduksi sampah plastik di laut sebesar 70% di tahun 2025.

Waste Credit

Menyadari bahwa sebagian besar sumber sampah di laut adalah hasil dari konsumsi manusia berupa sampah plastik, maka upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan laut juga perlu dimulai dari manajemen sampah yang baik. Terlebih lagi, faktor penyebab marine debris adalah juga dari aspek multi-sektoral maka setiap pihak memiliki tanggung jawab untuk ikut andil dalam menjaga ekosistem laut.

Untuk itu, Waste Credit Waste4Change hadir sebagai sebuah layanan yang dapat membantu produsen mengumpulkan dan mengelola lebih banyak lagi sampah anorganik dari lingkungan. Sehingga dengan demikian, akan lebih banyak sampah yang berhasil dikelola dan tidak berakhir di lautan. Kunjungi tautan ini untuk ketahui lebih lanjut layanan Waste Credit dari Waste4Change!

Referensi:

https://education.nationalgeographic.org/resource/marine-debris

https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/1994-sampah-laut-marine-debris

https://kkp.go.id/djprl/artikel/23631-pencemaran-laut

http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/marine-debris-and-its-impact-on-climate-change

https://www.researchgate.net/publication/349454934_Analisis_distribusi_sampah_laut_marine_debris_secara_spasial_dan_temporal_di_Pesisir_Kecamatan_Muncar/link/6030981e92851c4ed5837865/download

https://indonesia.go.id/kategori/budaya/2539/selamatkan-laut-dari-sampah-plastik

https://oceanservice.noaa.gov/facts/marinedebris.html

https://www.unep.org/explore-topics/oceans-seas/what-we-do/addressing-land-based-pollution/marine-litter-issue

https://www.doi.gov/ocl/marine-debris-impacts#:~:text=Marine%20debris%20can%20injure%20or,threaten%20human%20health%20and%20safety.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami