Industry Updates

Dampak Sampah Organik & Bahaya dari Efek Negatif yang di Timbulkan

Ada banyak dampak negatif dan bahaya sampah organik terhadap lingkungan. Permasalahan sampah tidak hanya datang dari plastik saja. Sampah organik, seperti, sisa makanan, sayur dan buah, kayu, ranting, kertas, karton, kulit juga masuk dalam 10 besar komposisi sampah di Indonesia.

Hal yang menjadi masalah adalah pemilahan sampah dari sumber yang minim, dan membuat semua sampah bercampur sehingga menyulitkan proses pengelolaan. Dampaknya, semua sampah tertimbun begitu saja di Tempat Penampungan Sementara (TPS) hingga Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Tidak hanya menimbulkan bau dan tak elok dipandang, tumpukan sampah organik dan anorganik yang bercampur ini dapat mengancam kehidupan manusia.

Sampah organik menghasilkan cairan leachate yang berbahaya. Cairan ini bisa mengurangi kualitas tanah dan air di sekitar sampah. Selain itu, tumpukan sampah organik jangka panjang juga menghasilkan gas metana, apabila disimpan dalam kondisi tertutup, kekurangan sinar matahari dan oksigen, dapat meledak.

Seperti yang terjadi di beberapa TPA di Indonesia, beberapa contoh kasus nyata dari dampak negatif sampah organik dan bahaya serta permasalahan sampah organik itu nyata, berikut penjelasannya:

1. Kasus Ledakan TPA Leuwigajah di Bandung Tahun 2005

Ledakan di TPA Leuwigajah di Cimahi, Bandung ini menjadi bencana dampak sampah organik terhadap lingkungan yang paling mengerikan sepanjang sejarah Indonesia. Tepatnya tanggal 21 Februari 2005, warga sekitar TPA Leuwigajah dikejutkan dengan ledakan saat hujan.

Akibat ledakan yang terjadi pada dini hari itu, tumpukan sampah di TPA longsor dan menimbun puluhan rumah yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari, tepatnya Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki. Karena kejadian itu, 157 warga tertimbun longsoran sampah.

Longsoran ribuan ron kubik sampah itu juga merusak 8,5 hektar lahan milik warga.

Peristiwan nahas itu menjadi catat buruk dalam sejarah pengelolaan sampah di Indonesia. Untuk memeringati tragedi TPA Leuwigajah ini, pemerintah menetapkan 21 Februari menjadi Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) sebagai pengingat agar masyarakat lebih peduli akan sampah.

Melansir dari laman Tirto, Ahli Geofisika Eksplorasi LIPI, Edi Eko, kemungkinan besar tragedi Leuwigajah ini disebabkan oleh material sampah organik dan anorganik yang bercampur dan tidak bisa berbaur.

2. Longsoran Sampah di TPA Galuga Bogor

Peristiwa longsoran sampah yang memakan korban jiwa juga pernah terjadi di TPA Galuga, Cibungbulang, Bogor. Tepatnya pada pertengahan Maret 2010, empat remaja tewas tertimbun longsoran sampah.

Melansir dari laman Detik News, kejadian itu terjadi pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB usai hujan deras. Saat itu, para pemuda yang tinggal di TPA Galuga sedang mencari sampah. Nahas, tumpukan sampah yang menggunung tiba-tiba longsor. Dari kejadian itu, 8 orang luka-luka, 5 di antaranya dalam kondisi kritis.

TPA Galuga dampak sampah organik
TPA Galuga di Bogor (Sumber: isubogor.pikiran-rakyat)

Longsoran yang terjadi di TPA Galuga bukan kali pertama terjadi saat itu. Sebelumnya, pada akhir Februari di tahun yang sama, TPA ini juga mengalami longsor. Akibat kejadian ini, puluhan petak sawah milik warga tertimbun sampah.

Beruntung, longsoran yang terjadi pada dini hari ini tidak memakan korban jiwa. Tumpukan sampah di TPA itu terdiri dari sampah organik dan anorganik. Jika tumpukan sampah ini dibiarkan begitu saja, tragedi Leuwigajah bisa saja terulang.

3. Longsoran Gunung Sampah di TPA Cipeucang Tangerang Selatan

Kasus akibat dampak sampah organik selanjutnya ialah longsoran sampah di TPA Cipeucang, Tangerang Selatan. Peristiwa ini terjadi pada Mei 2020 lalu, tepatnya pada dini hari. Akibat dari longsoran ini, Kali Cisadane, yang terletak di sebelah TPA tertutup alirannya dan tercemar.

Melansir dari laman Merdeka, longsoran sampah ini menutup sebagian besar aliran sungai. Proses evakuasi tumpukan sampah ini juga berlangsung cukup lama. Butuh waktu tiga pekan untuk mengeruk sampah yang mencemari sungai Cisadane itu.

Melansir dari laman Kompas, longsoran itu disebabkan oleh tumpukan sampah yang berlebihan, sehingga dinding pembatas jebol.

Tiga peristiwa tersebut menjadi bukti bahwa sampah yang dihasilkan manusia selama ini bisa mengancam hidup manusia itu sendiri.

4. Krisis Sampah Lebanon sejak 2015

Krisis sampah di Lebanon (trash problems) sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan beberapa media menyebutkan negeri ini bisa tenggelam dalam sampah secara harfiah. Dampahknya cukup besar, hingga banyak praktik membuang sampah dan membakar sampah di jalanan terjadi disana.

sampah di kota pesisir Zouk Mosbeh

Meskipun tidak hanya sampah organik yang menjadi masalah, tetapi sampah organik biasanya menimbulkan dampak yang cepat terasa seperti bau yang sangat menyengat dan kotoran yang mudah tersebar kemana-mana yang membuat lingkungan menjadi kumuh dan kotor.

Dampak sampah ini sangat serius hingga bisa menjadi masalah sebuah negara!

Itulah beberapa contoh dari dampak sampah organik yang bisa membahayakan manusia. Tidak hanya di Indonesia, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga terjadi di banyak masalah di Indonesia dan di luar negeri.

Jika sampah-sampah itu tidak dikelola dengan baik dan benar. Sampah organik yang selama ini dikira aman karena bisa terurai, justru juga menyimpan risiko yang berbahaya bagi manusia, dan kelestarian alam. Saatnya berbenah dan jadikan bukli lebih bersih dan sehat!

Saat ini, Waste4Change hadir memberikan layanan pengelolaan sampah <– yang aman dan ramah lingkungan. Gunakan sistem kami yang ahli untuk membantu manajemen sampah di lingkungan Anda berada.

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami