Indonesia terkenal sebagai negara agraris dan penghasil kopi terbesar keempat di dunia. Sehingga, sudah tak asing lagi, kopi menjadi salah satu komoditas berharga yang diekspor ke luar negeri ataupun dikonsumsi oleh masyarakat yang kini sudah menjadi gaya hidup modern.

Dengan tingginya minat masyarakat dalam mengonsumsi kopi, dari proses pembuatannya pun dapat menyisakan ampas. Sayangnya, ampas kopi seringkali dibuang begitu saja. Bila buangan ampas kopi ini kian tertumpuk tanpa adanya pengolahan yang tepat, dapat memberikan dampak buruk kepada lingkungan dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup.
Problematika Sampah Ampas Kopi di Indonesia
Cukup banyak ditemukan sampah ampas kopi yang dibuang secara tidak bertanggung. jawab sebenarnya cukup banyak ditemukan. Salah satu kasusnya ditemukan sampah ampas kopi di pinggir jalan Kecamatan Pakuhaji, Tangerang, Banten pada 2018 lalu.
Melansir dari Antara News, para mahasiswa dalam Gerakan Mahasiswa Pantura (Gempar) melaporkan keluhan pencemaran lingkungan akibat ampas kopi yang dibuang di pinggir jalan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Jakarta. Pasalnya, dampak ampas kopi tersebut menimbulkan aroma menyengat ketika terkena air hujan dan membuat lingkungan di sekitar Pakuhaji dan Sukadiri tidak bersih.
Kemudian, DLH Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2017 sudah melarang warga setempat untuk membuang sampah kulit kopi ke sungai-sungai di wilayah tersebut. Larangan tersebut disampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan kepada masing-masing kecamatan dan kepala desa. Larangan dikeluarkan karena dampak sampahnya dapat mencemari lingkungan.
“Kami sudah mengeluarkan himbauan untuk tidak membuang ampas kopi ke sungai, karena jika dibiarkan akan merusak lingkungan dan matinya biota sungai,” ujar Amran, Kepala DLH Rejang Lebong seperti yang dikutip dari brilio.net.
Ancaman Bahaya dari Sampah Ampas Kopi
Di balik tren masyarakat terhadap konsumsi kopi, terdapat pula ancaman bahaya bila tidak tertangani dengan baik. Sampah ampas kopi yang dibuang begitu saja ke lingkungan dapat bersifat racun, karena mengandung kafein, tanin, alkaloid, dan polifenol di dalamnya. Selain itu, untuk mereduksi limbah ampas kopi dibutuhkan oksigen dalam jumlah yang besar.



Dampak yang umumnya ditimbulkan adalah bau busuk dari sampah ampas kopi yang cepat muncul. Pasalnya, menurut Simanihuruk, dkk (2010) bahwa kulit kopi masih memiliki kadar air yang tinggi, yakni sekitar 75-80 persen. Sehingga, limbah ini dapat mudah ditumbuhi oleh mikroba pembusuk yang memiliki potensi mencemari udara.
Bahaya lainnya adalah ketika perairan sudah tercemar effluent kopi (air limbah industri kopi). Dampak ini berupa pengurangan oksigen karena tingginya BOD dan COD. Melansir dari eonchemicals.com, semakin tinggi nilai BOD dan COD, maka makin buruk kualitas air buangan.
Bila perairan terus dicemari oleh limbah jenis ini, maka dapat mengancam kehidupan biota air. Selain itu, dapat menyebabkan air bau dan memunculkan bakteri yang dapat meresap ke dalam sumber air minum.
Peluang Manfaat dari Sampah Ampas Kopi
Pada dasarnya, kita dapat meminimalisir ancaman bahaya sampah ampas kopi bila kita mengelolanya dengan tepat dan bijak. Bahkan, limbah ampas kopi menawarkan beribu manfaat bagi beberapa sektor. Simak selengkapnya berikut ini.
#1 Berguna untuk Kesuburan Tanah
Bagi petani, ampas kopi bermanfaat sebagai kompos dan pupuk tanaman. Menurut Jurnal Universitas Slamet Riyadi yang dikutip dari ukmindonesia.id, limbah kopi dapat meningkatkan drainase, retensi air, dan aerasi di tanah.
Hal ini dapat membantu mikroorganisme yang baik untuk pertumbuhan tanaman untuk tumbuh subur, mampu mengusir hama, sebagai mulsa, dan mampu mencerahkan warna bunga.
Meski begitu, patut kita perhatikan bahwa manfaat ampas kopi ini tidak berlaku bagi semua tanaman. Hanya tanaman bunga atau pepohonan yang tumbuh di tanah dengan kandungan yang tinggi. Jenis tanah ini tentu membutuhkan efek baik dari ampas kopi.
Cara paling mudah untuk membuat pupuk ampas kopi adalah pertama dengan menjemur ampas di bawah sinar matahari hingga mengering. Setelah kering, ampas bisa disebarkan ke tanaman secukupnya karena akan melepaskan nitrogen.
Cara kedua adalah di mana limbah ampas kopi ditambahkan air hingga encer, kemudian dibiarkan beberapa saat. Setelah itu, siram atau semprotkan cairan kopi pada tanaman.
Dalam mendukung kegiatan mengompos dari rumah, Waste4Change menyediakan produk composting bag yang bisa Anda dapatkan dengan mudah di w4c.id/rumahkompos.
#2 Berguna Menurunkan Pencemaran Logam Berat pada Air
Ampas kopi ternyata dapat diubah menjadi bahan penyerap logam berat Kadmium (Cd) pada perairan yang telah tercemar. Hal ini dibuktikan oleh penelitian lima mahasiswa dari Jurusan Kesehatan Lingkungan Universitas Jember.
Dengan meneliti sampel ampas kopi yang dibuang masyarakat sekitar Jember, terbukti bahwa hasil pemrosesan limbah ampas kopi dapat menurunkan kadar Kadmium dalam air yang tercemar logam berat hingga 55,75 persen. Kadar tersebut disesuaikan dengan konsentrasi arang aktif ampas kopi sebesar 10 gram per liter.
Daya serap ampas kopi dapat lebih optimal bila diubah ke dalam bentuk arang aktif. Kemudian, diaktifkan dengan HCl dan dinetralkan lagi. Setelah itu, arang dipaparkan ke dalam air yang telah tercemar logam berat kadmium.
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu masyarakat yang tinggal di dekat TPA atau perairan yang sudah tercemar dengan logam berat. Sehingga, nantinya ampas kopi dapat memperbaiki kualitas air tanah di sekitar tempat tinggal mereka.
Retna Gemilang
Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/711142/mahasiswa-minta-pencemaran-limbah-ampas-kopi-diusut
http://konsultasiskripsi.com/2019/01/17/dampak-limbah-kopi-skripsi-dan-tesis/
https://citarumharum.jabarprov.go.id/jangan-buang-ampas-kopimu/