Industry Updates

Bahaya Gas Metana Terhadap Kualitas Udara

Tingginya tumpukan sampah organik, maraknya pembabatan hutan ilegal, penggunaan bahan bakar yang masif serta industrialisasi peternakan karena tinggi nya permintaan daging hewan ternak membuat produksi gas metana meningkat. Hal tersebut menciptakan pencemaran udara yang dapat mengakibatkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah. Mengakibatkan terjadinya pemanasan global.

bahaya gas metana
Tumpukan sampah di tempat yang tidak semestinya

Tidak hanya karbondioksida yang berkontribusi pada pencemaran udara, faktanya gas metana turut serta menjadi polutan yang tak kalah berbahaya. Kekuatan panasnya bahkan sebesar 20 kali lipat dibanding karbondioksida. Ini adalah peran gas metana terhadap kondisi udara 

Pengertian Gas Metana

Gas metana atau yang juga disebut CH4 adalah gas tanpa bau, tanpa warna dan bersifat mudah terbakar. Pada kadar yang tinggi, gas ini dapat mengurangi kadar oksigen di atmosfer bumi. Metana dapat mengurangi kadar oksigen hingga 19.5% bahkan dengan kadar yang lebih tinggi lagi, gas metana dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan jika tercampur di udara. 

Sumber Gas Metana

1. Sektor Pertenakan

Salah satu penyumbang gas metana adalah sektor peternakan. Sumber nya dari sendawa, kotoran bahkan kentut hewan ternak berkaki empat seperti sapi, kambing, domba. Pada 2020 lalu, produksi gas metana dari sektor peternakan mencapai lebih dari 1000 ton per tahun. Dengan angka yang fantastis tersebut, banyak ilmuwan mencari cara mengganti pakan ternak untuk dapat mengurangi sendawa dan kentut pada hewan ternak. Dengan begitu, angka gas metana yang dihasilkan dapat berkurang. 

2. Tumpukan Sampah Organik

Sampah yang berasal dari aktivitas manusia juga ikut berkontribusi menghasilkan gas metana. Tumpukan sampah organik yang membusuk di tempat pembuangan menghasilkan gas metana yang cukup tinggi. Dari TPA yang ada di Indonesia, potensi gas metana yang dihasilkan dapat mencapai 11.390 ton per tahun atau setara dengan 239.199 ton karbondioksida per tahun. Menerapkan praktik 3R dapat menjadi upaya untuk mengurangi jumlah gas metana yang dihasilkan dari sampah. 

3. Waduk

Selain berasal dari aktivitas manusia, lahan basah seperti waduk pun dapat menjadi salah satu sumber penyumbang gas metana. Meskipun sangat bermanfaat, seperti menjadi sumber mata pencaharian dan pembangkit listrik tenaga air, waduk ternyata berpotensi besar menghasilkan gas CH4 ini. Hal ini terjadi karena beberapa faktor di antaranya kondisi lahan waduk sebelum dialiri, kondisi kualitas air waduk, dan kondisi waduk itu sendiri.

Waduk yang berada di iklim sedang dan tropis seperti di Indonesia memiliki emisi metana lebih tinggi dibanding wilayah lainnya, yaitu 121-140 miligram per meter persegi dalam setiap hari nya. Pembersihan tanaman dan tumbuhan liar yang ada di waduk menjadi upaya yang dapat dilakukan guna mengurangi emisi metana yang dapat menyebabkan pencemaran udara. 

4. Lumpur Lapindo

Lumpur Sidoarjo atau yang dikenal dengan lumpur Lapindo juga ikut menyumbang emisi gas metana. Sejak kemunculannya, lumpur Lapindo terus menerus mengeluarkan air, minyak, gas dan lumpur serta telah melenyapkan alam sekitar hingga lebih dari 90 hektar dengan terdapat beberapa desa di dalamnya. Gas yang dikeluarkan oleh lumpur ini salah satunya adalah gas metana. Jumlah gas metana yang dihasilkan dapat mencapai 100.000 hingga 5.400.000 per tahun. Angka ini menjadikan lumpur Lapindo sebagai sumber emisi gas metana terbesar di dunia. 

Bahaya Gas Metana

Gas metana menjadi bagian dari komposisi gas rumah kaca. Dengan kekuatan panasnya, gas metana berkontribusi besar pada penyebab fenomena perubahan iklim. Berbeda dengan karbondioksida, metana tidak dapat diserap secara alami oleh klorofil dalam proses fotosintesis. Sifatnya yang mudah terbakar, membuat kontak antara gas metana dan api dapat memicu terjadinya ledakan. Maka dari itu, para pekerja perlu berhati-hati lebih untuk menjaga keselamatan diri. 

bahaya gas metana
Waste pickers sorting through waste at the Bantar Gebang landfill. Photo credit Ronyluke/Waste4Change

Tidak hanya pada lingkungan, gas CH4 juga berbahaya apabila terhirup manusia. Efek samping yang dapat dirasakan dapat berupa mual, sakit kepala, detak jantung lebih cepat. Masalah kognitif juga dapat terjadi seperti kehilangan memori, penglihatan kabur, gelisah, lesu dan lain sebagainya.

Bagaimana Gas Metana Mencemari Udara

Bahaya gas metana terhadap kualitas udara terjadi dalam cara yang sederhana. Gas metana meninggalkan atmosfer melalui oksidasi membentuk uap air dan karbondioksida. Jadi, metana tidak hanya berkontribusi pada pemanasan global secara langsung tetapi juga melalui pelepasan karbondioksida. Dengan tercemarnya udara akibat gas metana, maka turunlah kualitas udara bahkan membuat udara mengandung racun jika terhirup tidak hanya oleh manusia bahkan juga binatang. 

[Sulistianing Ambarwati]

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami