Lampion terbang biasa disebut lampion Cina atau sky lantern, dan penggunaan lampion ini dapat ditelusuri hingga ratusan tahun silam dalam selebrasi dan perayaan ala Cina dan Thailand.

Meski begitu, lampion kian menjadi tradisi yang populer untuk berbagai macam perayaan di seluruh dunia, baik pernikahan, ulang tahun, konser musik, libur nasional, dll.
Lampion pada umumnya terbuat dari kertas yang ditopang oleh kerangka dari kayu. bambu, atau kawat dengan sumbu di tengah sebagai sumber panas.
Mengapa Lampion Terbang dan Balon Berbahaya?
Sebagai permulaan, rute terbang dan tujuan akhir dari balon dan lampion yang diterbangkan berada di luar kendali kita, yang berarti mereka bisa mendarat dimana saja – di darat, di sungai, di pesisir, atau bahkan langsung di laut. Hal tersebut kemudian menjadi awal dari masalah-masalah lain. Bagimanapun, sampah akan jadi masalah, sudah seharusnya tempat sampah menjadi tempat terakhir dari balon balon sampah ini nantinya.



Yang naik ke atas pasti akan turun ke bawah
Ancaman Kebakaran
Lampion terbang bisa melayang sampai setinggi 3.000 kaki dan bertahan di udara selama 6 sampai 20 menit, atau ketika apinya sudah padam. Meski begitu, tidak ada jaminan bahwa sumber apinya akan benar-benar padam ketika lampion tersebut mendarat. Konsekuensinya, jika bersentuhan dengan permukaan yang mudah terbakar, maka resiko kebakarannya akan tinggi.
Sejarah mencatat bahwa lampion terbang telah menyebabkan beberapa insiden kebakaran di berbagai belahan dunia. Sebagai contoh, kebakaran besar yang terjadi di pabrik daur ulang plastik Smethwick di tahun 2013 diduga disebabkan oleh lampion Cina yang mendarat di depot. Kebakaran ini membutuhkan waktu 3 hari dan 200 pemadam kebakaran untuk bisa dipadamkan.



Di tahun yang sama, pelepasan lampion terbang di Washtington berujung kepada kebakaran yang melahap lahan seluas 500 hektar, yang kemudian membutuhkan 100 pemadam kebakaran untuk bisa memadamkan api tersebut.
Di India, 15 orang cidera ketika sebuah lampion terbang mendarat di sebuah toko, yang kemudian menyebabkan empat rumah di sekitarnya ikut terbakar. Di South Caroline, sebuah lampion terbang mendarat di semak belukar yang kemudian memicu kebakaran yang menghancurkan 800 hektar lahan.
Terakhir, di awal tahun 2020, lusinan hewan terbunuh di kebun binatang yang terletak di Krefeld, sebuah kota di Jerman barat, akibat kebakaran yang ditimbulkan oleh lampion terbang yang dilepas saat perayaan tahun baru.



Selain itu, menurut Kementrian Pembangunan dan Agrikultur Vietnam, hampir 20 insiden kebakaran hutan disebabkan oleh lampion terbang sejak tahun 2010. Di Hanoi sendiri, ada kurang lebih 8 insiden kebakaran di pertokoan, stasiun listrik, dan rumah-rumah yang disebabkan oleh lampion terbang.
Berbahaya untuk Hewan Liar dan Lingkungan
Ketika balon dan lampion terbang mendarat di tanah (atau bahkan badan air), mereka menjadi ancaman terhadap hewan ternak, hewan liar, serta hewan peliharaan.
Ancaman yang pertama ialah resiko sampah balon dan lampion yang tidak sengaja tertelan oleh hewan. Ada banyak kasus dimana hewan-hewan liar dan ternak seringkali mengira sampah sisa lampion atau balon sebagai makanan mereka dan tidak sengaja menelannya.



Bagian yang problematis dari lampion terbang yaitu perihal rangka kawat atau bambunya, yang sangat susah dan lama untuk terurai di alam. Bayangkan jika kawat tersebut terselip di dalam jerami yang menjadi pakan hewan ternak, rasanya bagaikan menelan silet, yang kemudian bisa melukai tenggorokan, perut dan pencernaan mereka, serta menyebabkan sakit yang luar biasa yang berujung pada kematian.
Ancaman kedua yaitu perihal resiko tersangkut atau terbelit. Selain resiko tertelan, ada juga kejadian dimana hewan ternak terperangkap kawat dari sisa lampion yang jatuh di sembarang tempat. Kejadian yang menimpa hewan liar bisa jadi tidak terdokmentasikan sebanyak hewan ternak, tetapi mereka tetap memiliki resiko mengalami kejadian serupa.



Hal serupa juga berlaku untuk balon. Mereka bisa berakhir dimana saja dan seringkali disangka makanan oleh hewan liar, terutama burung, penyu, ikan, serta hewan ternak. Bagian pita dan tali dari balon yang dilepaskan juga berpotensi melilit hewan liar.



Salah satu contoh tragis yaitu perihal kejadian anak sapi yang mati akibat menelan balon yang mendarat di Pertanian Frimingham di Detling. Pemilik pertanian, Paul Burden, menemukan mayat anak sapi yang malang tersebut saat hendak memeriksa hewan ternaknya. Balon biru yang tertelan olen anak sapi itu merupakan satu dari setengah lusin balon yang mendarat di peternakannya.






Sebagai gambaran, lebih dari seratus balon berhasil dikumpulkan di Edwin W. Forsythe Suaka Hewan Liar Nasional di New Jersey, dan angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari sampah balon yang berakhir di lingkungan.
Pelarangan Lampion Terbang
Akibat bahaya yang mereka timbulkan, beberapa negara dan area telah melarang penggunaan lampion terbang. Di Thailand misalnya, pemerintah lokal telah melarang penjualan lampion sebelum festival-festival besar.
Selain itu, tiga negara bagian Jerman turut melarang penjualan lampion terbang setelah insiden kematian bocah berusia 10 tahun di dalam kebakaran rumah akibat lampion terbang yang terjadi di North Rhine-Westphalia.
Many countries ban sky lanterns too, including Argentina, Austria, Australia, Brazil, Chile, Colombia, Costa Rica, Germany, New Zealand, and Spain. Thirty US states ban sky lanterns as do some parts of Canada.
Alternatif Lampion dan Balon yang Lebih Ramah Lingkungan
Sekarang setelah kita mengetahui tentang bahaya dari lampion terbang dan balon, lantas apa yang sebagiknya kita gunakan untuk ikut memerihkan perayaan dan festival? Berikut adalah beberapa pilihan yang lebih ramah lingkungan:



- Gelembung: Gelembung jelas lebih murah daripada balon dan lampion, serta lebih baik untuk lingkungan. Gelembung tidak meninggalkan sampah, tetapi sama mengasyikannya!
- Confetti alami: Bukan, bukan confetti plastik yang dijual di toko-toko, melainkan confetti alami yang bisa dibuat sendiri menggunakan daun kering, biji-bijian serta kelopak bunga.
- Kertas Keinginan atau Wish Paper: Begini cara kerjanya: tulis impianmu di selembar kertas khusus, kemudian bakar kertas tersebut dan lihatlah ia terbang dan terbakar sepenuhnya di udara. Mengapung? Iya. Resiko kebakaran? Tidak ada.
- Menanam pohon: Alternatif paling mendasar, sederhana, dan mungkin juga yang terbaik dalam rangka memperingati sesuatu atau mengingat seseorang yaitu dengan menanam pohon dan mempersembahkannya untuk seseorang/sesuatu yang ingin kita kenang.
Lampion terbang dan balon hanyalah satu dari sekian banyak aspek dari selebrasi dan pesta yang perlu kita pertimbangkan baik-baik agar cara kita merayakan sesuatu tidak harus mengorbankan hewan liar atau lingkungan.
Pikirkan baik-baik soal sampah, sumber daya yang digunakan, serta hasil akhir dari selebrasi atau pesta yang ingin kita selenggarakan atau ikuti. Untuk membantu Anda lebih jauh, Waste4Change juga menyediakan layanan Event Waste Management untuk membantu Anda mengelola sampah hasil pesta atau selebrasi Anda secara bertanggung jawab. Mari tetap berkesadaran dalam musim liburan dan perayaan ini!
English version read HERE.
Referensi
https://www.theguardian.com/environment/ethicallivingblog/2009/jul/31/sky-lanterns
https://www.theguardian.com/world/2020/jan/01/gorillas-orangutans-and-chimps-die-in-german-zoo-fire
https://www.hantsfire.gov.uk/keeping-safe/atleisure/flying-lanterns/
https://www.bbc.com/news/uk-england-birmingham-23123549
https://www.independent.co.uk/environment/when-lantern-festival-2016-chinese-fire-hazards-endanger-wildlife-a6889301.html
https://www.kentonline.co.uk/maidstone/news/party-balloon-kills-calf-43271/
https://www.fws.gov/news/blog/index.cfm/2015/8/5/balloons-and-wildlife-please-dont-release-your-balloons