Industry Updates

Ajarkan Anak Gaya Hidup Berkelanjutan dengan aksi Beach Clean Up

Isu lingkungan kini sudah menjadi perbincangan khalayak ramai. Banyak informasi mengenai masalah lingkungan baik di Indonesia maupun di dunia, bertebaran di berbagai media. Menurut Google Trends 2021, penelusuran kata ‘keberlanjutan’ mencapai rekor tertinggi di seluruh dunia. Artinya, sudah banyak orang yang tergerak akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan di tengah isu lingkungan yang sudah darurat ini. 

beach clean up
Aksi Beach Clean Up oleh OCG Saving The Ocean / (Sumber: OCG Saving The Ocean | Unsplash)

Generasi Penerus Mesti Terlibat

Keterlibatan dalam menangani masalah lingkungan sepatutnya dilakukan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat umum. Termasuk di dalamnya adalah anak-anak sebagai generasi selanjutnya yang akan menempati bumi ini. Mereka akan merasakan dampak dari permasalahan lingkungan yang telah dirasakan saat ini. Maka meningkatkan kesadaran akan gaya hidup berkelanjutan sudah sepatutnya diajarkan sedini mungkin. 

peduli sampah plastik
Aeshnina Azzahra Aqilani / (Sumber: Instagram)

Aeshina Azzahra dapat menjadi teladan bagi anak-anak dalam gaya hidup berkelanjutan terutama dalam penanganan sampah plastik. Ia merupakan aktivis lingkungan cilik yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Keresahannya terhadap sampah plastik membuatnya tergerak. Siswi SMP yang berusia 14 tahun ini telah mengikuti berbagai aksi “Reduce Single Use Plastic.” Bahkan berbagai aksinya tersebut mampu membuatnya menjadi pembicara di Plastic Health Summit di Belanda pada 2021 lalu. 

Sampah Akan Berujung di Laut

Isu lingkungan akan terus menerus memburuk jika penanganannya tidak dilakukan sesegera dan seserius mungkin. Sebagai contoh adalah keberadaan sampah plastik terutama sampah plastik di laut.

Dengan angka reuse dan recycle yang rendah, sementara plastik sekali pakai terus diproduksi dan digunakan secara masif, maka sampah plastik akan terus meningkat dan akibatnya sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat berujung di laut.

Keberadaan sampah plastik di laut tentu bukan merupakan hal yang baik, namun justru dapat membahayakan seluruh ekosistem. Sampah plastik di laut akan merusak lingkungan laut karena mereka akan terurai menjadi partikel yang sangat kecil yang disebut mikroplastik.

Plastik besar ataupun mikroplastik dapat termakan oleh biota laut yang sering kita konsumsi. Tak hanya itu, dengan ukuran mikroplastik yang sangat kecil, maka garam serta air laut juga memungkingkan mengandung mikroplastik karena sulitnya menyaring mikroplastik. 

Kegiatan Beach Clean Up

Salah satu cara untuk menangani masalah sampah plastik di laut serta mengajarkan anak-anak gaya hidup berkelanjutan melalui cara yang mengasyikkan. Salah satunya dengan kegiatan beach clean up. Kegiatan yang pertama kali dilakukan pada 1985 ini telah diselenggarakan di banyak negara, bahkan di kota-kota besar di Indonesia.

Aksi bersih-bersih ini bisa disebut sebagai hal yang menyenangkan untuk dilakukan karena kegiatan di lakukan di pantai sebagai tempat wisata yang banyak disukai khalayak. Selain menjadikan pantai bersih dan juga memberhentikan lajur sampah menuju lautan, aksi beach clean up pun menjadi kegiatan positif serta edukatif untuk anak-anak. Tujuannya agar anak-anak memahami bahwa sampah yang berada di pesisir pantai dapat bermuara ke laut dan berujung menghasilkan mikroplastik.

Selain itu, di kebanyakan kegiatan beach clean up terdapat aksi memilah sampah, sehingga para peserta memahami berbagai jenis sampah untuk kemudian dikelola di layanan pengelolaan sampah. 

Kini, banyak organisasi, komunitas, hingga perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan beach clean up seperti: 

  • Delegasi Uni Eropa yang bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta juga menyemarakan kegiatan bersih-bersih pantai di Pulau Damar, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada 2021. 
  • KFC Indonesia bekerja sama dengan LSM Divers Clean Action di 10 Provinsi di Indonesia menjalankan aksi beach clean up. Meliputi Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Maluku Utara yang dilakukan serentak bertepatan pada Hari Peduli Sampah Nasional di Februari 2022 lalu. 
  • Komunitas Bring Your Tumbler yang memperingati hari bumi dengan kegiatan beach clean up di kawasan ekowisata mangrove Kampoeng Kepiting Wanasari, Badung, Bali pada April 2022 lalu
  • Indonesia Packaging Recovery Organization yang baru saja menyelenggarakan aksi bersih-bersih pantai di Pantai Jerman, Badung, Bali pada Juni 2022 lalu. 
  • Gerakan Bye Bye Plastic Bag yang menjadikan beach clean up sebagai bagian dari rangkaian kegiatan rutin yang diikuti oleh banyak partisipan muda dan dilaksanakan di banyak pantai di Indonesia.

Hasil Kegiatan Beach Clean Up

Melakukan aksi bersih-bersih di pantai memang tidak akan mampu menuntaskan 100% masalah sampah termasuk sampah plastik di laut. Tetapi aksi nyata ini dapat memberikan edukasi kepada khalayak untuk menjaga lingkungan pantai demi kelestarian laut.

Kabar baiknya, organisasi non-profit The Surfrider Foundation mengumumkan bahwa dari 927 aksi bersih-bersih pantai mampu mengumpulkan lebih dari 80.000 pounds atau setara dengan 36 ton sampah dari pantai dan saluran air di Amerika.

Sementara itu, di Inggris melalui Great British Beach clean berhasil mengumpulkan 5064 kg atau lebih dari 5 ton sampah pada tahun 2021 lalu. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat berdampak pada kelestarian pantai dan laut.

Yuk, libatkan anak-anak untuk mulai peduli mengelola sampah secara bijak!

[Sulistianing Ambar Wati]

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami