Industry Updates

9 Gerakan Tolak Sampah Plastik di Dunia

Kemunculan plastik awalnya merupakan sebuah solusi alternatif untuk menggantikan keberadaan kantong kertas. Kertas merupakan material yang mudah dibentuk dan ringan, tetapi tidak kuat, tidak tahan lama, dan menghabiskan persediaan kayu yang penting bagi ketersediaan oksigen dan pelestarian lingkungan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, penggunaan plastik menimbulkan masalah yang mengancam kelestarian lingkungan. Sifatnya yang efisien dan praktis membuat orang-orang hanya menggunakan plastik dalam sekali pakai.

Contoh larangan membawa kantong plastik di Taman Nasional di Namibia. Kredit foto: Brigitte Weidlich/https://www.gondwana-collection.com/
Contoh larangan membawa kantong plastik di Taman Nasional di Namibia. Kredit foto: Brigitte Weidlich/https://www.gondwana-collection.com/

Tingkat daur ulang sampah plastik pun masih rendah dan membuat sampah plastik bocor ke lingkungan. Hal tersebut membuat banyak orang mulai sadar akan bahaya dari limbah plastik. Mulai banyak muncul gerakan tolak sampah plastik yang tersebar di berbagai belahan dunia.

1. Break Free from Plastic 

Break Free From Plastic (BFFP) adalah gerakan tolak sampah plastik secara global yang membayangkan masa depan bebas dari polusi plastik. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, lebih dari 11.000 organisasi dan individu dari seluruh dunia telah bergabung untuk menuntut pengurangan besar-besaran pada plastik sekali pakai dan untuk mendorong solusi jangka panjang untuk krisis polusi plastik. 

Organisasi dan individu anggota Break Free From Plastic bekerja sama melalui pendekatan holistik untuk membawa perubahan sistemik. Hal ini berarti mengatasi polusi plastik di seluruh rantai nilai plastik – mulai dari ekstraksi hingga pembuangan – dengan fokus pada pencegahan daripada mengobati dan memberikan solusi yang efektif.

2. Diet Kantong Plastik 

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) berupaya untuk mewujudkan Indonesia bebas plastik sekali pakai. Hal ini dimulai dengan diberlakukannya uji coba kantong plastik berbayar (#Pay4Plastic) pada tahun 2016 di seluruh wilayah Indonesia. 

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, gerakan tersebut berhasil mengurangi konsumsi kantong plastik hingga 55%. Melalui pendekatan advokasi, kolaborasi, dan edukasi GIDKP berhasil mendorong lebih dari 70 kota/kabupaten untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai. 

3. Plastic Free July 

Pada tahun 2011, gerakan Plastic Free July datang di Australia untuk membantu jutaan orang mengurangi timbulan sampah plastik yang ada di darat maupun lautan. Sekarang, gerakan ini menjadi salah satu kampanye lingkungan yang paling berpengaruh di dunia. 

Setiap tahun, jutaan orang di seluruh dunia turut mengambil bagian dengan berkomitmen untuk mengurangi polusi plastik pada bulan Juli, bahkan seterusnya. Plastic Free July percaya bahwa perubahan kecil yang dilakukan secara kolektif dapat menghasilkan perbedaan yang besar.

Plastic Free July menyediakan berbagai ide alternatif untuk membantu Anda (dan jutaan orang lain di seluruh dunia) mengurangi sampah plastik sekali pakai setiap hari di rumah, kantor, sekolah, dan bahkan di kafe. Ide tersebut dapat diakses melalui laman website www.plasticfreejuly.org.

4. Plastic Pollution Coalition 

Plastic Pollution Coalition merupakan sebuah organisasi komunikasi dan advokasi nirlaba yang berdiri pada tahun 2009 di California. Organisasi ini bekerja sama dengan aliansi global, yang tersebar di 75 negara untuk menciptakan dunia yang bebas dari polusi plastik dan dampak buruknya.

Organisasi ini berusaha meningkatkan kesadaran tentang krisis polusi plastik yang berkembang dan mencari solusinya. Plastic Pollution Coalition memiliki tiga pilar aksi, yaitu mendidik, menghubungkan, dan mengadvokasi dunia agar bebas dari bahaya polusi plastik. 

5. School Plastic Free Movement

Gerakan tolak sampah plastik juga salah satunya pernah diterapkan di sekolah. School Plastic Free Movement hadir dengan tujuan untuk mendidik generasi mendatang untuk mengganti penggunaan plastik sekali pakai ke bahan yang ramah lingkungan. Gerakan berbasis di Eropa ini mengajak sekolah dan lembaga pendidikan di seluruh dunia untuk ambil bagian dalam memulai proses hidup yang sustainable. 

Dimulai dari sekolah, School Plastic Free Movement ingin memanfaatkan kreativitas siswa untuk mengubah kebiasaan demi transformasi yang berkelanjutan.  Komunitas ini akan menjadi ruang untuk dialog antar budaya, konfrontasi dan keterbukaan satu sama lain yang akan memungkinkan siswa yang terlibat untuk melihat bagaimana komitmen mereka dapat menjadi sangat penting bagi seluruh planet ini. 

6. Ends Plastic Waste 

Ends Plastic Waste berambisi untuk mengakhiri keberadaan sampah plastik melalui tindakan kolektif. Sejak 2019, gerakan ini telah mengumpulkan lebih dari 90 mitra yang terdiri dari pemimpin, insinyur, ilmuwan, dan praktisi yang tersebar di seluruh dunia untuk menyediakan solusi atas keberadaan limbah plastik. 

Sejak 2021, Ends Plastic Waste juga berinisiatif untuk membuat gerakan lainnya, yaitu Clean4Change. Clean4Change telah melibatkan beragam audiens di seluruh dunia dan memotivasi mereka untuk mengadopsi perilaku pembersihan. Dan hingga saat ini, secara kolektif telah mengumpulkan lebih dari 1,5 juta keping sampah di seluruh dunia dan terus bertambah.

7. Be Straw Free 

Be Straw Free atau kampanye bebas sedotan plastik telah ramai sejak tahun 2011. Dilansir dari Nicholas School of Environment, kampanye ini diinisiasi oleh Milo Cress yang menemukan fakta bahwa Amerika Serikat menghasilkan sampah sedotan plastik sebanyak 500 juta sedotan per harinya. 

Berangkat dari situ, Milo Cress yang saat itu berusia 9 tahun bersama ecocycle memulai gerakan ini dengan menawarkan kebijakan “offer first” atau menawarkan dahulu. Kebijakan ini berusaha untuk menekan angka penggunaan sedotan plastik menanyakan pelanggan apakah mereka ingin sedotan dengan minuman mereka. 

Kampanye ini berhasil menarik perhatian dari pers, publik, serta politisi. Hingga akhirnya gerakan Be Straw Free diadopsi ke berbagai daerah, seperti Seattle yang mendeklarasikan menjadi kota besar pertama di AS yang melarang sedotan dan alat makan plastik. Dan kemudian diikuti oleh perusahan besar, seperti Starbucks, American Airlines, dan Disney. 

8. Ocean Recovery Alliance 

Gerakan Ocean Recovery Alliance berfokus pada program kewirausahaan yang sustainable untuk memerangi polusi plastik yang ada di darat ataupun di laut. Hal tersebut didukung dengan hubungan kemitraan, baik dengan pemerintah, industri, ataupun masyarakat. 

Ocean Recovery Alliance memanfaatkan setiap kapasitas kelembagaan dan menggabungkan kekuatan dengan sektor bisnis dan teknologi. Gerakan ini telah menghasilkan berbagai riset di bidang pengelolaan limbah, seperti laporan “Net Benefit Analysis with Trucost on Dell Computer and Algix” yang menunjukkan nilai positif mengenai penggunaan material daur ulang.

9. River Clean Up 

Setiap tahun, 11 miliar kilogram sampah plastik berakhir di lautan. Sebagian besar polusi ini mengalir ke lautan kita melalui sungai dan mengganggu makhluk hidup. Dimulai pada tahun 2017, gerakan river clean up hadir untuk meminimalisir risiko terjadinya hal tersebut.

River Clean Up memiliki tiga pilar utama yang dianggap efektif untuk mencegah pencemaran plastik di lautan, yaitu clean (membersihkan), educate (mengedukasi), dan transform (mengubah kebiasaan). Saat ini, gerakan River Clean Up juga berfokus pada pembersihan sungai di tiga benua, yaitu Sungai Ishem di Albania, Sungai Citarum di Indonesia, dan Sungai Wouri di Kamerun. 

Keberadaan berbagai gerakan tolak sampah plastik di atas dapat memberikan dampak yang besar apabila dilakukan secara kolektif. Dimulai dari diri sendiri, Anda bisa memulai mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dan melakukan pemilahan sampah. 

Anda bisa mengirimkan sampah plastik yang telah dipilah melalui layanan Send Your Waste. Waste4Change akan memastikan sampah yang Anda kirim terkelola secara bertanggung jawab dan tidak berakhir mengotori lingkungan. 

Posted on Last Updated on
Bagikan Artikel Ini

Mulai Pengelolaan Sampah
Secara Bertanggung Jawab
Bersama Waste4Change

Hubungi Kami