Setelah hampir 2 tahun menjaga jarak karena pandemi, kehidupan mulai perlahan kembali normal di akhir tahun 2022. Masyarakat Indonesia kembali disuguhi banyak hiburan dan keramaian, salah satunya konser musik. Terhitung cukup banyak konser musik yang dijadwalkan hanya antara November 2022 sampai Desember 2022, mulai dari Joyland Festival 2022, NCT 127, Let’s Love Indonesia, Stray Kids, Westlife, dan masih banyak lagi.

Keceriaan Paska Pandemi
Sayangnya, konser musik seringkali identik dengan sampah yang menumpuk. Jarang ada konser yang terapkan zero-waste dalam penyelenggaraannya. Contohnya banyaknya kritik yang diterima oleh konser Head in the Clouds Jakarta pada pertengahan Desember 2022 yang lalu akibat banyaknya sampah jas hujan sekali pakai yang terbengkalai pasca acara.
Produksi sampah yang tinggi di konser bisa ditekan dengan tindakan preventif.
Berikut adalah 7 hal yang harus diperhatikan dalam mengadakan konser yang zero-waste yang sustainable.
#1 Aturan Oleh Panitia
Misalnya dengan melakukan pemeriksaan barang bawaan penonton untuk barang-barang yang berpotensi menjadi sampah seperti botol air mineral sekali pakai. Panitia bisa melarang penonton sejak dini untuk membawa barang barang tersebut. Waktu pemeriksaan, barang itu bisa disita atau dititipkan dulu pada panitia.
Panitia juga sebaiknya punya solusi, misalnya dengan menganjurkan membawa tumbler dan menyediakan water station di titik titik strategis venue. Dari sini, prinsip zero-waste kita jalankan dengan cara mencegah sampah itu timbul sejak awal.
#2 Edukasi Jauh-jauh Hari
Peraturan yang diberlakukan oleh panitia wajib dipahami oleh seluruh tim, volunteer, crew, vendor, petugas kebersihan, dan pengunjung. Edukasi mengenai penerapan konser yang zero-waste dapat dilakukan via media-media promosi acara baik cetak maupun digital seperti poster, baliho, tiket, video promosi dari artis, dll.
Dengan begitu penonton yang hadir sudah aware sejak awal dan dapat meminimalisir potensi sampah. Pesan yang disampaikan misalnya: “Bawa tumbler saja, panitia sediakan Water Station” atau misalnya lagi “Dilarang membawa kantong plastik sekali pakai”, dan seterusnya.
#3 Proyeksikan Jenis dan Jumlah Timbulan Sampah
Panitia juga harus memproyeksikan timbulan dan komposisi sampah yang potensial di konser yang diselenggarakan. Dengan begitu ketersedian tempat sampah dapat disesuaikan baik jumlah dan jenisnya, sehingga dapat meminimalisir kebocoran sampah ke lingkungan. Baru kemudian ditempatkan di titik titik yang sesuai.
Proyeksi timbulan dan komposisi sampah dapat dilakukan dengan rumusan sederhana, yaitu jumlah penonton yang hadir dikali jumlah rata-rata sampah penonton ditambah dengan potensi timbulan sampah lain, misal dari properti konser (light stick, poster, wadah makanan di F&B). Proyeksi demi menjaga konsep sustainable ini baiknya mengakomodir mulai dari Pra Pelaksanaan, Hari Pelaksanaan, dan Pasca Pelaksanaan.
#4 Tempat Sampah Terpilah
Untuk mendukung terselenggaranya konser yang zero-waste atau minim sampah, panitia bisa menyesuaikan jumlah dan peletakan tempat sampah terpilah dengan kegiatan yang ada di venue. Misalnya jika ada bazaar F&B, maka tempat sampah bisa disediakan juga untuk sampah organik. Atau jika ada produk sponsor yang dijual atau didistribusikan kepada penonton, maka tempat sampah bisa disediakan juga untuk material tersebut.
Kemudian sampah yang sering timbul adalah sampah residu seperti tisu, karena nonton konser biasanya berkeringat kan hahaha. Dari sini, prinsip penanganan sampah kita jalankan untuk mengakomodir sampah yang timbul dengan cara dipilah. Pengadaan wadah ini tidak harus dibeli, namun juga dapat disewa. Dan didalam wadah juga harus dipasang trashbag, untuk memudahkan proses distribusi sampah pada hari pelaksanaan.
#5 Perhatikan Fitur atau Kegiatan
Ini merupakan salah satu yang paling krusial dari pengendalian sampah konser. Misal panitia menyediakan atau menjual lightstick atau poster dengan tujuan gimmick untuk menambah euphoria konser. Properti-properti tersebut bisa berpotensi menjadi sampah yang tidak mendukung konsep sustainability dan zero-waste. Contoh lainnya adalah tenant F&B, ada produksi sampah makanan yang harus dikelola dengan trashbag terpilah.
#6 Peran Krusial MC
Ketika hari H pelaksanaan, peran MC sangat signifikan. MC dapat mengumumkan kepada penonton secara periodik mengenai bagaimana konser ini turut menjaga lingkungan dengan mengajak penonton untuk tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pemilahan sampah.
Cara penyampaiannya pun bisa dilakukan dengan cara yang keren dan menyenangkan. Tujuannya agar para pengunjung tidak seperti merasa disuruh, melainkan diajak untuk saling bekerjasama.
#7 Pembagian Tugas yang Jelas
Setiap tim atau seksi perlu saling berkoordinasi untuk bersama menerapkan konsep zero-waste, mengurangi dan mengelola sampah sejak pra pelaksanaan. Berikut adalah contoh pembagian tugas yang bisa dilakukan.
Tim | Pra Pelaksanaan | Pelaksanaan | Pasca Pelaksanaan |
Tim Logistik / Dekorasi / Vendor | Menggunakan dekorasi dan instalasi yang ramah lingkungan (dapat didaur ulang)Mengkoordinir tim agar mengurangi sampah dan mengelola sampah yang dihasilkan | Untuk dekorasi atau instalasi ramah lingkungan yang perlu penanganan khusus, maka edukasi dan penyebaran informasi ke penonton harus dilakukanMenyediakan sarana untuk pengurangan sampah (misal: water station) | Pencopotan dekorasi atau instalasi dilakukan secara hati-hati atau lebih teratur agar tidak menimbulkan sampah dan dapat diguna ulang di event berikutnya |
Tim Promosi / Iklan | Menyematkan pesan terkait pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di media media promosi / iklanMenyematkan peraturan terkait pengelolaan sampah di event | Memasang spanduk himbauan atau larangan terkait pengelolaan sampah yang bertanggung jawab sebagai pengingat bagi penonton | Mempromosikan / mengapresiasi upaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab kepada khalayak yang telah dicapai oleh event agar menjadi inspirasi |
Tim Pengadaan Tempat Sampah | Melakukan proyeksi timbulan dan komposisi sampahMenyediakan (membeli / menyewa) tempat sampah terpilah dan menyebarnya ke titik-titik di venue | Menyiapkan cadangan pewadahan sampah seperti tempat sampah atau trashbag | Melakukan evaluasi penyediaan tempat sampah agar menjadi acuan bagi event berikutnya |
Tim Show / MC | Melakukan seleksi dan edukasi kepada tenant yang akan membuka stand untuk menggunakan atau menjual barang-barang yang ramah lingkungan | Melakukan promosi atau pengumuman kepada penonton untuk mengurangi sampah | Mengapresiasi penonton, tenant, dan seluruh crew untuk upaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab |
Vendor Daur Ulang Sampah | Mempersiapkan teknis pengumpulan dan pengangkutan sampah | Melakukan pelaporan timbulan dan komposisi sampah event kepada penyelenggara sebagai evaluasi Melakukan pendaur ulangan sampah yang dihasilkan selama event |
Event Waste Management Waste4Change
Waste4Change menyediakan jasa konsultasi, pengangkutan, dan daur ulang sampah acara seperti konser musik. Event Waste Management Waste4Change mendampingi mulai dari proyeksi timbulan dan jenis sampah, peletakan dan pengadaan wadah tempat sampah, hingga pengangkutan terpilah dan daur ulang untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA (zero-waste to landfill).



Albert Magnus Dana Suherman
Solid Waste Management Campaign Strategist Waste4Change
Albert telah bergabung dengan Waste4Change sejak 2018 dan telah berpengalaman mengelola manajemen sampah event dari brand besar seperti Coca-cola, Unilever, dan E-Prix Jakarta 2022.